Rabu, 26 Mei 2010

Bahan kuliah MPIAN



PARADIGMA ILMU ADM. PUBLIK


PARADIGMA I
DIKOTOMI POLITIK–ADMINISTRASI (1900-1926)
LOKUS : BIROKRASI PEMERINTAHAN
TOKOH : FRANK J. GOODNOW, LEONARD D. WHITE

PARADIGMA II
PRINSIP-PRINSIP ADMINISTRASI (1927-1937)
FOKUS : KEAHLIAN DLM BENTUK PRINSIP-PRINSIP ADMI NISTRASI ( POSDCORB)
TOKOH : W.F. WLLOUGHBY ; HENRY FAYOL ; LUTHER H. GULICK & LYNDALL URWICK

PARADIGMA III
ADM. PUBLIK SEBAGAI ILMU POLITIK (1950-1970)
LOKUS : BIROKRASI PEMERINTAHAN
TOKOH : PAUL APLEBY

PARADIMA IV
ADM.PUBLIK SEBAGAI ILMU ADMINISTRASI
(1956-1970)
FOKUS : ORGANISASI DAN MANAJEMEN
TOKOH : KEITH M. HENDERSON; JAMES G. MARCH; RICHARD CYERT.

PARADIGMA V
ADM. PUBLIK SEBAGAI ADM. PUBLIK (1970-?)
LOKUS : BIROKRASI PEMERINTAHAN
FOKUS : ORGANISASI ; MANAJEMEN; KEBIJAKAN PUBLIK
TOKOH : HERBERT SIMON




KONSEP/DEFINISI PARADIGMA

1. THOMAS KHUN
Paradigma adalah keseluruhan susunan kepercayaan, nilai-nilai, serta teknik-teknik yang sama dipakai oleh anggota komunitas ilmuwan tertentu

2. ROBERT FRIEDRICHS
Paradigma adalah suatu pandangan mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan (subject matter) yang semestinya dipelajarinya.

3. GEORGE RITZER
Paradigma adalah pandangan yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan (dicipline).


Jadi dapat dikatakan bahwa Paradigma adalah sesuatu yang menjadi pokok persoalan dalam suatu cabang ilmu menurut versi ilmuwan tertentu.



MENGAPA TERJADI PERBEDAAN PARADIGMA?

Menurut George Ritzer ada 3 faktor penyebab :

a. Karena dari semula pandangan filsafat yang mendasari ilmuwan tentang apa yang mestinya menjadi substansi dari cabang ilmu yang dipelajarinya berbeda.

b. Sebagai konskuensi logis dari pandangan filsafat yang berbeda itu maka teori-teori yang dibangun dan dikembangkan oleh masing-masing komunitas ilmuwan itu berbeda.

c. Metode yang dipergunakan untuk memahami substansi ilmu itu juga berbeda diantara komunitas ilmuwan.



RUANG LINGKUP KAJIAN ADM. PUBLIK

BERDASARKAN PARADIGMA V YAKNI ADM. PUBLIK SEBAGAI ADM. PUBLIK DENGAN LOKUS BIROKRASI PEMERINTAHAN DAN FOKUS KAJIAN : ORGANISASI, MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK MAKA RUANG LINGKUP KAJIAN ILMU ADM.PUBLIK ADALAH :

1.ORGANISASI YANG MELIPUTI :
a. Struktur Organisasi
b. Interaksi Manusia / Perilaku Organisasi
c. Komunikasi
d. Kepemimpinan
e. Program Kerja
f. Dll.

2.MANAJEMEN YANG MELIPUTI :
 Fungsi Manajemen (POAC/POSDCORB)
 Sumber Manajemen (4M-6M)

3.KEBIJAKAN PUBLIK YANG MELIPUTI :
 Formulasi / Analisis Kebijakan Publik
 Implementasi Kebijakan Publik
 Evaluasi Kebijakan Publik



B E D A ANTARA

NO. ADMINISTRASI NEGARA ADMINISTRASI NIAGA

1. Bertujuan memberikan pelayanan yg baik kepada masyarakat (public service) Bertujuan memperoleh keuntungan maksimal (profit motive)
2. Dilaksanakan berdasarkan peraturan yang berlaku Dilaksanakan dg kebijakan yg bersifat menguntungkan ( tidak selalu terikat dg ketentuan)
3. Mengutamakan kebenaran sesuai prosedur yg telah ditentukan Mengutamakan hasil yang dicapai ( tidak selalu terikat pada prosedur )
4. Bersifat monopolistic karena sifatnya mengutamakan kepentingan umum ( No competition) Bersifat persaingan bebas ( free competition )
5. Ditujukan bagi kepentingan kesejahteraan rakyat ( social welfare ) Ditujukan bagi kepentingan kesejahteraan individu / kelompok




PERBEDAAN ANTARA METODE PENELITIAN
KUALITATIF DENGAN KUANTITATIF

METODE KUALITATIF METODE KUANTITATIF
A. DISAIN
• Umum
• Fleksibel B. DISAIN
• Spesifik, jelas dan rinci
• Mantap sejak awal
C. TUJUAN
• Memperoleh pemahaman, makna
• Mengembangkan teori
• Menggambarkan realitas yang kompleks
• Menemukan pola hub yg bersifat interaktif D. TUJUAN
• Menunjukkan hubungan variable
• Mencari perbedaan kondisi variabel
• Menguji teori
• Mencari generalisasi
E. TEKNIK PENGUMP. DATA
• Wawancara, observasi
• Dokumentasi
• Triangulasi F. TEKNIK PENGUMP. DATA
• Penyebaran Angket
• Dokumentasi
• Wawancara (jika diperlukan)
G. INSTRUMEN PENEL
• Peneliti sendiri/Pedoman wawancara
• Tape recorder, Kamera, Catatan H. INSTRUMEN PENEL
• Angket
• Alat pencatat
I. DATA
• Deskriptif
• Dokumen, ucapan responden J. DATA
• Kuantitatif
• Hasil pengukuran variable
K. SAMPEL
• Kecil, Non random
• Tidak harus representatif L. SAMPEL
• Besar, Random, ditentukan sejak awal.
• Representatif
M. ANALISIS
• Induktif, mencari pola N. ANALISIS
• Deduktif, menguji hipotesis
O. HUB. DG. RESPONDEN
• Empati, akrab
• Jangka lama P. HUB. DG. RESPONDEN
• Sering tanpa kontak langsung
• Jangka pendek
Q. KAPAN PENELITIAN DIANGGAP SELESAI
Setelah tidak ada data yang baru / sudah jenuh R. KAPAN PENELITIAN DIANGGAP SELESAI
Setelah semua data yang direncanakan dapat terkumpul.
S. KEPERCAYAAN THD HASIL PENELITIAN
Pengujian kredibilitas, dependabilitas, proses dan hasil penelitian T. KEPERCAYAAN THD HASIL PENELITIAN
Pengujian validitas dan reliabelitas instrumen penelitian


A. TIPE INFORMASI YANG LEBIH SESUAI DIPECAH KAN MELALUI PENELITIAN KUALITATIF

1. MEMAHAMI MAKNA YANG MENDASARI TINGKAH LAKU PARTISIPAN.

2. UNTUK MENDESKRIPSIKAN LATAR DAN INTERAKSI YANG KOMPLEKS DARI PARTISIPAN.

3. EKSPLORASI UNTUK MENGIDENTIFIKASI TIPE-TIPE INFORMASI BARU YANG HENDAK DIKUMPULKAN.

4. UNTUK MEMAHAMI KEADAAN YANG TERBATAS JUMLAHNYA, DENGAN FOKUS YANG MENDALAM DAN RINCI.

5. UNTUK MENDESKRIPSIKAN FENOMENA GUNA MELAHIRKAN SESUATU TEORI.

6. MEMPERSOALKAN VARIABEL-VARIABEL MENURUT PANDANGAN DAN DEFINISI PARTISIPAN.

7. MENGHENDAKI DESKRIPSI DAN KONKLUSI YANG KAYA TENTANG KONTEKS.

8. MENGHENDAKI TERFOKUS PADA INTERAKSI MANUSIA DAN PROSES-PROSES YANG MEREKA GUNAKAN.



B. TIPE-TIPE INFORMASI YANG LEBIH SESUAI DIPECAH-KAN MELALUI PENELITIAN KUANTI-TATIF

1. UNTUK MENGETAHUI TINGKAH LAKU YANG TEROBSERVASI.

2. UNTUK MENSENTESIS DAN MENGIKHTI SARKAN MANA VARIABEL TERPENTING PENGARUHNYA

3. MERINGKAS IKHTISAR-IKHTISAR DARI APA YANG TELAH DIKETAHUI

4. UNTUK MEMAHAMI BANYAK KEADAAN DENGAN FOKUS YANG LUAS

5. UNTUK MENDESKRIPSIKAN FENOMENA DALAM LATAR YANG TERKENDALI GUNA PENGUJIAN TEORI.

6. MEMPERSOALKAN VARIABEL-VARIABEL ME-NURUT PANDANGAN DAN DEFINISI PENELITI.

7. MENGHENDAKI GENERALISASI YANG BEBAS KONTEKS

8. MENGHENDAKI TERFOKUS PADA PRODUK DAN HASIL YANG DIPEROLEH.

ANATOMI PENELITIAN KUALITATIF

1. JUDUL
2. MASALAH PENELITIAN
• Latar Belakang Masalah
• Ruang Lingkup Masalah *
• Perumusan Masalah
3.TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
4. TINJAUAN PUSTAKA *
5. HIPOTESIS (Jika perlu) *
6. METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
b. Lokasi Penelitian
c. Sumber Data *
d. Teknik Pengumpulan Data
e. Alat Pengumpul Data
f. Teknik Analisis Data

7. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
8. HASIL PENELITIAN
• Deskripsi Aspek/fokus Penelitian sekaligus pembahasan
• Pengujian Hipotesis (Jika perlu) *
• Kesimpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN



ANATOMI PENELITIAN KUANTITATIF


1. JUDUL
2. MASALAH PENELITIAN
• Latar Belakang Masalah
• Pembatasan Masalah (Pembatasan Variabel Penel) *
• Perumusan Masalah
3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. TINJAUAN PUSTAKA / KERANGKA TEORI *
2. HIPOTESIS *
3. METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
b. Lokasi Penelitian
c. Populasi dan Sampel *
d. Teknik Pengumpulan Data
e. Alat Pengumpul Data
f. Teknik Analisis Data
4. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
5. HASIL PENELITIAN
• Deskripsi Variabel Penelitian
• Pengujian Hipotesis *
• Pembahasan

6. KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN



MASALAH PENELITIAN

A.KONSEP
• Masalah adalah kondisi adanya perbedaan antara yang seharusnya (das sollen) dengan kenyataan yang terjadi das sein).
• Masalah adalah kondisi adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan realita (apa yang terjadi)
• Masalah adalah kondisi adanya gap antara teori, norma, aturan, harapan dengan praktek, empiris atau realita yang terjadi.
B. SUMBER MASALAH PENELITIAN
• SUMBER TEORITIK : Masalah penelitian dapat diperoleh dari telaah buku-buku teks. Masalah yang bersumber dari telaah buku (teoritik) akan banyak memberikan sumbangan dalam memperkaya dan memperluas khasanah ilmu pengetahuan.
• SUMBER
• EMPIRIK : Masalah penelitian dapat diperoleh dari hasil pengamatan atau pengalaman yang terjadi di lapangan. Pengamatan dan pengalaman ini bisa berasal dari hasil penelitian terdahulu, laporan-laporan maupun dokumen-dokumen resmi yang tersedia (BPS, Instansi pemerintah, maupun lembaga yang lain).)
• SUMBER YANG LAIN (Para ahli atau Policy maker) : Selain dua sumber di atas masalah penelitian dapat diperoleh dari para ahli maupun para policy maker. Para karena memiliki wawasan yang luas maka tidak jarang mereka mengungkapkan berbagai masalah penelitian yang berbobot dan perlu dicarikan solusinya dengan suatu penelitian. Selain itu para policy maker juga sering mengungkapkan berbagai masalah yang dihadapi berkaitan dengan tugas dan tanggungjawabnya. Masalah tersebut perlu dipecahkan melalui suatu penelitian guna menentukan kebijakan secara tepat.
C. KRITERIA MASALAH YANG LAYAK UNTUK DITELITI :
• Dapat dipecahkan dengan penelitian empirik (tersedia data)
• Merupakan masalah kritis yang perlu segera dipecahkan.
• Menarik dan menjadi focus perhatian masayrakat
• Memiliki nilai teorits dan praktis.
• Tidak berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan etika, moral dan nilai keyakinan.

B. LATAR BELAKANG MASALAH
• Urgensi focus kajian penelitian : Di sini peneliti harus dapat meyakinkan orang lain bahwa focus yang diajukan itu memang betul-betul urgen untuk dipecahkan. Jika berhasil dipecahkan akan membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat dan sebaliknya.
• Data pendukung -------- Fenomena /gejala

C. RUANG LINGKUP / PEMBATASAN MASALAH
• Mengidenfikasi semua focus kajian penelitian atau semua variable yang terkait dengan masalah penelitian.
• Membatasi focus kajian atau variable penelitian

D. PERUMUSAN MASALAH
• Perumusan masalah harus dalam bentuk kalimat yang jelas dan tegas serta tidak menimbulkan perbedaan penafsiran.
• Perumusan masalah boleh dalam bentuk pernyataan (statement)
• Perumusan masalah boleh dalam bentuk pertanyaan (question)
• Tetapi secara metodologis dianjurkan dalam bentuk question guna memperjelas arah penelitian.
• Bentuk (jenis) masalah bisa diskriptif, komparatif maupun korelasional.
• Masalah diskriptif adalah suatu permasalahan penelitian yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri,baik pada satu variable atau lebih. Contoh : Seberapa baik tingkat efektivitas implementasi program KB di Kecamatan Pontianak Timur?
• Masalah komparatif adalah permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel (kelompok) yang berbeda. Contoh : Adakah perbedaan tingkat efektivitas implementasi program JPS Bidkes di Kecamatan A dan B?
• Masalah korelasional adalah permasalahan penelitian yang berusaha mencari hubungan atau pengaruh dua variable atau lebih. Contoh : Apakah ada hubungan / pengaruh Komunikasi, Kondisi sosek dan Struktur birokrasi terhadap Efektivitas Implementasi Program IDT di Kabupaten Sanggau.



ALUR PEMIKIRAN PERUMUSAN JUDUL


CONTOH TEORI

TEORI PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

Hidayat dan Sucherly menjelaskan bahwa ada 7 faktor yang dianggap sebagai factor penjelas terhadap produktivitas kerja pegawai yakni :
 Fasilitas kerja
 Teknologi
 Praktek Manajemen
 Gaya kepemimpinan
 Ketrampilan
 Motivasi kerja
 Lingkungan kerja

TEORI DISIPLIN KERJA PEGAWAI

Suharsono Sagir mengungkapkan bahwa factor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat disiplin kerja pegawai adalah :
 Kepemimpinan
 Pengawasan
 Rasa aman
 Balas jasa
 Penghargaan
 Lingkungan kerja
 Hubungan antar pegawai

TEORI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK

Van Matter dan Van Horn mengidentifikasi 6 faktor atau variable yang dapat mempengaruhi efektivitas implementasi kebijakan yaitu :
 Kejelasan tujuan
 Komunikasi antar organisasi
 Karakteristik pelaksana
 Resources
 Kondisi social, ekonomi dan politik
 Disposisi pelaksana


KONSEP / DEFINISI VARIABEL DAN INDIKATOR

A. PRODUKTIVITAS KERJA
Produktivitas kerja adalah rasio antara kepuasan yang diperoleh dengan usaha yang dilakukan dengan indicator :
1. Efektivitas
2. Efisiensi
3. Kualitas hasil


B. DISIPLIN KERJA
Disiplin kerja adalah ketaatan atau kepatuhan pegawai pada aturan-aturan, norma-norma, instruksi-instruksi dan lain-lain yang dinyatakan berlaku bagi yang bersangkutan dengan indicator :
1. Datang dan pulang kator tepat waktu
2. Menggunakan pelatan kantor dengan hati-hati
3. Berpakaian rapi sesuai ketentuan
4. Bersemangat tinggi dalam bekerja
5. Mematuhi semua aturan yang berlaku


C. EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Efektivitas Implementasi kebijakan adalah tingkat pencapaian hasil yang diharapkan dari pelaksanaan suatu kebijakan dengan indicator :
1. Kelancaran pelaksanaan kebijakan
2. Pencapaian tujuan


METODE PENELITIAN

A.JENIS PENELITIAN

 Jenis penelitian dalam bidang ilmu social memang beraneka ragam, tergantung dari sudut pandang yang digunakan sebagai dasar untuk menggolongkannya.
 Jenis penelitian yang sering digunakan dalam penelitian Administrasi Negara antara lain adalah :

JENIS PENELITIAN
TUJUAN PENDEKATAN TINGKAT EKSPLANASI
1.MURNI
2.TERAPAN 1.SURVEY
2.EXPOST FACTO
3.EKSPERIMEN 1.DISKRIPTIF
2.KOMPARATIF
3.KORELASIONAL

PENELITIAN MURNI (DASAR)
 Penelitian Murni (Dasar) bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang bersifat praktis.
 Penelitian murni berkenaan dengan penemuan prinsip-prinsip atau pengetahuan baru.
 Penelitian Dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium yang kondisinya terkontrol secara ketat.

PENELITIAN TERAPAN
 Penelitian Terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori dengan diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.
 Penelitian terapan berkenaan dengan penggunaan prinsip-prinsip atau pengetahuan ilmiah yang telah ada untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan praktis.

PENELITIAN SURVEY
 Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar / kecil dengan mempelajari data yang diperoleh dari sampel.
 Penelitian survey ini pada umumnya untuk memperoleh generalisasi dari hasil kajian sampel.
PENELITIAN EXPOST FACTO
 Penelitian expost facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data guna menemukan factor-faktor yang yang menentukan sebab-sebab terjadinya peristiwa yang diteliti.

PENELITIAN EKSPERIMEN
 Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap variable yang lain dalam kondisiyang terkontrol secara ketat.
 Penelitian eksperimen ini dapat dibedakan antara penelitian eksperimen murni (pure experiment) penelitian eksperimen semu (quasi experiment).
 Perbedaan tersebut terletak pada kemampuan peneliti dalam mengontrol variable penelitian.

PENELITIAN DISKRIPTIF
 Penelitian diskriptif pada umumnya dilakukan untuk menggambarkan secara jelas dan akurat kondisi suatu variable secara mandiri
 Penelitian diskriptif tidak membuat perbandingan atau menghubungkan variable yang satu dengan variable yang lain.

PENELITIAN KOMPARATIF
 Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan variable penelitian.
 Dalam penelitian komparatif variabel masih mandiri tetapi sampel lebih dari satu kelompok.

PENELITIAN KORELASIONAL
 Pada penelitian korelasional ini minimal ada dua variable yang ingin dikorelasikan (dihubungkan).
 Penelitian korelasional ini berusaha untuk mencari hubungan antara variable yang satu dengan variable lainnya.

B.LOKASI PENELITIAN
• Berikan alasan pemilihan lokasi baik alasan metodologis maupun alasan praktis.
• Alasan metodologis adalah alasan yang didasarkan adanya masalah krusial di lokasi yang perlu segera dicarikan solusinya. Sementara alasan praktis dikaitkan dengan alasan yang bersifat subyektif demi kelancaran pelaksanaan penelitian.

C. SUMBER DATA / POPULASI DAN SAMPEL
• Sumber data lazimnya digunakan dalam penelitian kualitatif dengan penentuan informan secara non probabilitas. Jumlah informan disesuaikan dengan keperluan dengan prinsip ketercakupan informasi. Artinya jumlah informan dianggap cukup jika semua informasi yang diperlukan telah dapat diperoleh secara optimal.
• Populasi dan Sampel lazimnya digunakan dalam penelitian kuantitatif. Sampel ditentukan secara probabilitas dengan prinsip representatif. Jumlah sampel minimal ditetapkan dengan rumus-rumus statistik atau table sampel dari Krejcie.

D.TEKNIK PENGUMPULAN DATA
• WAWANCARA ---- Wawancara bebas dan mendalam --- wawancara terstruktur.
• PENYEBARAN QUESTIONER ----- Questioner bersifat tertutup.
• OBSERVASI ------ partisipan atau non partisipan
• DOKUMENTASI ----- data sekunder atau dokumen-dokumen
• Teknik pengumpulan data ini dipilih sesuai keperluan bisa salah satu atau gabungan dari beberapa teknik.


INSTRUMEN PENELITIAN
A. SUMBER DATA
B. TEKNIK / METODE PENGUMPULAN DATA
C. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
D. MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN


OBSERVASI
Observasi (pengamatan) merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara menggunakan indera khususnya indera penglihatan.
Observasi ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang penting krn observasi memiliki keunggulan yang tak dimiliki oleh teknik wawancara.

a.OBYEK OBSERVASI
Yang menjadi obyek observasi dalam suatu penelitian pada umumnya adalah situasi social yang meliputi :
1. Lokasi/fisik tempat situasi social itu berlangsung
9. Pelaku/aktor yang menduduki status/posisi tertentu dan memainkan peranan.
10. Kegiatan / aktivitas para pelaku pada lokasi berlangsungnya situasi social

b.JENIS OBSERVASI
Observasi dalam penelitian dapat dibedakan menjadi
1. Observasi non-partisipan yakni observasi dimana peneliti dalam melakukan pengamatan tidak terlibat secara langsung dalam obyek atau kegiatan yang diobservasi. Artinya peneliti berada di luar obyek observasi.
2. Observasi partisipatif adalah observasi dimana peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan / obyek yang diobservasi. Observasi partisipatif ini meliputi beberapa tingkatan yakni :
• Partisipasi Pasif : Peneliti lebih menonjol sebagai peneliti di suatu situasi social, meskipun kadang-kadang juga ikut serta secara seadanya sebagai pelaku kegiatan sebagaimana layaknya orang dalam.
• Partisipasi Moderat : tampak adanya keseimbangan antara peranan partisipasi dengan peranan observasi.
• Partisipasi Aktif : peneliti tampak melakukan apa yang dilakukan orang dalam pada situasi social, tidak hanya untuk diterima oleh subyek-subyek yang diteliti, tetapi juga untuk lebih menghayati kegiatan-kegiatan para pelaku yang sedang diobservasi.
• Partisipasi Sepenuhnya : peneliti benar-benar bertindak sebagai orang dalam situasi social yang ditelitinya. Biasanya ini hanya bisa dilakukan jika peneliti melakukan penelitian di lingkungan unit kerjanya sendiri.

c.TAHAP OBSERVASI
Dalam penelitian (kualitatif) dikenal ada 3 tahap observasi yaitu
• Observasi Diskriptif : Observasi ini biasanya dilakukan pada tahap eksplorasi umum. Pada tahap ini peneliti berusaha melakukan observasi sebanyak mungkin elemen-elemen dari obyek yang diteliti.
• Observasi Terfokus : Observasi jenis ini dilakukan sebagai kelanjutan observasi diskriptif. Pada tahap ini observasi lebih terfokus terhadap detil atau rincian suatu obyek observasi.
• Observasi Terseleksi : Observasi ini biasanya dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan secara lebih mendetil dari obyek penelitian.

DOKUMENTASI

Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian yang tak pernah dapat ditinggalkan yakni teknik Dokumentasi. Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data dimana peneliti berusaha memperoleh data / informasi yang diperlukan dengan cara mengumpulkan dokumen atau record yang dapat berupa :
• Dokumen pribadi
• Dokumen resmi (laporan pertanggungjawaban, program kerja, hasil pemeriksaan, keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan dll.)
• Foto-foto atau gambar.

Lincoln dan Guba menegaskan bahwa data yang berupa dokumen merupakan sumber data yang stabil dan mungkin juga akurat. Dokumen-dokumen tersebut dapat dianalisis secara berulang tanpa mengalami perubahan.

WAWANCARA (INTERVIEW)
Ditinjau dari pelaksanaannya teknik wawancara dapat dibedakan menjadi :
• WAWANCARA BEBAS : Interviewer melakukan wawancara (interview) secara bebas tanpa harus memegang pedoman / item-item pertanyaan. Wawancara jenis ini berlangsung secara santai dan seringkali interviewee (orang yang diwawancara) tidak menyadari bahwa ia sedang diinterview. Dalam wawancara bebas ini pokok-pokok pertanyaan sudah dikuasai sepenuhnya oleh interviewer, sehingga wawancara berlangsung secara lancar dan fleksibel tidak kaku dan membosankan. Salah satu kelemahan wawancara ini adalah memerlukan waktu yang lama dan seringkali arah wawancara tidak terkendali.

• Wawancara Terpimpin : yakni wawancara yang dilakukan oleh interviewer dengan membawa daftar pertanyaan yang disusun secara rinci. Wawancara jenis ini juga dikenal dengan wawancara terstruktur. Disini interviewer membacakan pertanyaan-pertanyaan dan informan diminta untuk menjawabnya secara bebas sesuai dengan pendapat atau pengetahuan mereka. Wawancara ini memang relatif lebih cepat namun sering membosankan.

Wawancara Bebas Terpimpin : wawancara ini merupakan gabungan dari wawancara bebas dengan wawancara terpimpin. Disini interviewer membawa daftar pertanyaan sebagai pedoman atau guide dalam melakukan wawancara. Item pertanyaan tidak selalu ditanyakan secara berurutan kepada interviewee tetapi tergantung perkembangan dalam proses wawancara. Oleh karena itu proses wawancara tetap berlangsung secara fleksibel namun tetap terkendali.

E.ALAT PENGUMPUL DATA
• Pedoman wawancara : Pedoman wawancara ini biasanya dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pokok penelitian. Dalam proses wawancara pertanyaan dapat dikembangkan lebih jauh sesuai dengan kondisi di lapangan. Begitu pula dalam menanyakan kepada responden atau informan item pertanyaan tidak harus selalu berurutan, tetapi sesuai dengan proses dialog di lapangan. Hal ini agar proses wawancara tidak terasa kaku.

• Quistioner atau angket : Quistioner atau angket ini biasanya digunakan digunakan dalam penelitian kuantitatif (walaupun tidak mutlak). Angket ini biasanya disusun dalam bentuk tertutup (semua item pertanyaan disediakan alternatif jawaban) sehingga responden tinggal memilih diantara alternatif jawaban yang dianggap paling tepat.

• Check list, kamera, alat teropong : Alat ini biasanya digunakan untuk melakukan observasi. Check list adalah daftar obyek yang akan diamati di lapangan. Kamera biasanya untuk mengabadikan obyek atau peristiwa yang menjadi focus pengamatan. Begitu pula teropong digunakan untuk mengamati obyek penelitian dari jarak jauh sehingga tidak mengganggu kondisi obyek penelitian.

F.TEKNIK ANALISIS DATA
• Pendekatan kualitatif : perlu dijelaskan langkah yang ditempuh dalam rangka analisis data. Misalnya jika mengacu pada pendapat Miles dan Huberman langkah yang perlu dilakukan adalah reduksi data, penyajian data dan verifikasi data serta penarikan kesimpulan.
• Pendekatan kuantitatif : di sini peneliti perlu menjelaskan teknik statistik apa yang akan digunakan dalam mengolah data dan pengujuan hipotesis.



A. PROBABILITY SAMPLING ADALAH TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL YANG MEMBERIKAN PELUANG YANG SAMA BAGI SETIAP ANGGOTA POPULASI UNTUK DIPILIH MENJADI SAMPEL. TEKNIKSAMPLING INI LAZIMNYA DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN KUANTITATIF.

C. NON PROBABILITY SAMPLING ADALAH TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL YANG TIDAK MEMBERI PELUANG / KESEMPATAN YANG SAMA BAGI ANGGOTA POPULASI UNTUK DIPILIH MENJADI SAMPEL. TEKNIK INI LAZIMNYA DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN KUALITATIF.

A.SIMPLE RANDOM SAMPLING
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Teknik sampling ini dapat dilakukan jika anggota populasi dianggap homogin.

B.PROPORTIONATE STRATIFIED RANDOM SAMPLING
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota yang tidak homogin dan berstrata secara proporsional. Strata ini bisa dilihat dari jejnjang pendidikan untuk populasi pegawai dari suatu instansi. Jika populasi mahasiswa bisa dilihat pada angkatan/semester dsb. Oleh karena itu jumlah sampel masing-masing strata diambil secara proporsional. Artinya kelompok strata yang besar dalam populasi akan memiliki jumlah yang besar dan sebaliknya.




C.DISPROPORTIONATE STRATIFIED RANDOM SAMPLING
Teknik digunakan untuk menetukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari suatu instansi mempunyai komposisi seperti : 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SLTA dan 700 orang lulusan SLTP. Jika kondisi seperti lebih baik untuk lulusan S3 dan S2 diambil semuanya baru untuk lulusan yang lain diambil secara proporsional.

D.CLUSTER / AREA RANDOM SAMPLING
Teknik cluster random sampling ini digunakan untuk menentukan sampel bila populasi terdiri dari beberapa kelompok yang tidak berstrata. Misalnya populasi adalah masyarakat desa yang terdiri dari petani, pedagang, buruh/karyawan, PNS. dsb. Oleh karena itu sampel harus diambil secara proporsional dari masing-masing kelompok dan kemudian dirandom.
Teknik area random sampling digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti berada pada area atau wilayah yang sanga luas. Misalnya penduduk dari suatu Kabupaten yang terdiri dari beberapa Kecamatan dan masing-masing kecamatan terdiri dari beberapa desa/kelurahan. Oleh karena itu di sini pengambilan sampel perlu dilakukan secara bertahap mulai dari Kecamatan yang menjadi sampel, kemudian Desa/kelurahan dan pada akhirnya warga yang menjadi sampel. Ini semua tentunya perlu dilakukan secara saksama agar sampel yang diambil benar-benar representatif.

E.SAMPLING SISTEMATIS
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang teridiri dari 100 orang. Dari semua anggota ini diberi nomor urut yakni dari nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dipilih dari anggota populasi yang bernomor urut ganjil saja atau genap saja, atau bisa dari anggota populasi dengan kelipatan bilangan tertentu, misalnya kelipatan bilangan 5, (1,5,10,15) dsb.

G.SAMPLING KUOTA
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh ingin mengetahui pendapat masyarakat terhadap pelayanan pembayaran Pajak kendaraan bermotor. Jumlah yang ditetapka adalah 200 orang. Oleh karena itu pengumpulan sampel harus mencapai 200 orang tersebut. Jika pengumpul data ada 5 orang berarti setiap orang harus mengumpulkan sampel sebanyak orang sampel.

G.SAMPLING INSIDENTAL
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Maksudnya siapa saja yang secara kebetulan / insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel sepanjang yang bersangkutan termasuk dalam populasi penelitian.

H.SAMPLING PURPOSIVE
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yakni subyek penelitian yang dianggap benar-benar memiliki informasi yang diperlukan oleh peneliti. Di sini peneliti menuju pada sasaran yang telah dipertimbangkan secara saksama agar dengan cepat memperoleh informasi yang diperlukan. Tenik ini tidak lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif.


I.SAMPLING JENUH
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil yakni kurang dari 30 orang atau peneliti ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil.

J.SNOWBALL SAMPLING
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlah kecil kemudian membesar. Teknik ini pertama-tama peneliti memilih satu atau dua orang sampel kemudian dari rekomendasi sampel sebelumnya peneliti menelusuri sampel-sampel beriklutnya guna memperoleh dsecara lengkap. Teknik ini memang tidak lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif.


MENENTUKAN UKURAN SAMPEL

 Jumlah anggota sampel sering disebut dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi (tanpa ada kesalahan).
 Semakin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya.
 Ada pertanyaan berapa jumlah sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian?
 Jawabannya tergantung dari tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat ketelitian / kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia.
 Secara umum dalam penelitian ilmu social tingkat kesalahan yang ditoleransi adalah 5%. Dalam hal-hal tertentu bisa sampai 10%.
 Untuk menentukan ukuran sampel minimal tersebut dalam penelitian kuantitatif (populasi berdistribusi normal) ada beberapa cara yang dapat digunakan yakni :

1. Dengan menggunakan Rumus Statistik (misalnya Rumus Slovin) sebagai berikut :
n= N: (1 + N e2)

n = ukuran sampel
N = jumlah populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan.

2. Dengan Menggunakan Tabel Sampel yang tersedia
3. Dengan menggunakan Nomogram Herry King
4. Untuk populasi yang sangat homogen maka 3 cara di atas kurang tepat. Sampel untuk populasi yang homogen cukup 1% dari populasi.



POPULASI DAN SAMPEL

 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

 Populasi bukan hanya jumlah yang ada pada obyek / subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut.

 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakateristik yang dimiliki oleh populasi.

 Apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan diberlakukan pada populasi.

 Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili populasi).

 Jika sampel tidak representatif penarikan kesimpulan dari sampel untuk populasi (generalisasi) ada kemungkinan besar tidak tepat (salah).


JENIS PENELITIAN

 Jenis penelitian dalam bidang ilmu social memang beraneka ragam, tergantung dari sudut pandang yang digunakan sebagai dasar untuk menggolongkannya.
 Jenis penelitian pada pendekatan kuantitatif yang sering digunakan antara lain adalah :


JENIS PENELITIAN
TUJUAN PENDEKATAN TINGKAT EKSPLANASI
1.MURNI
2.TERAPAN 1.SURVEY
2.EXPOST FACTO
3.EKSPERIMEN 1.DISKRIPTIF
2.KOMPARATIF
3.KORELASIONAL

PENELITIAN MURNI (DASAR)
 Penelitian Murni (Dasar) bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang bersifat praktis.
 Penelitian murni berkenaan dengan penemuan prinsip-prinsip atau pengetahuan baru.
 Penelitian Dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium yang kondisinya terkontrol secara ketat.

PENELITIAN TERAPAN
 Penelitian Terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori dengan diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.
 Penelitian terapan berkenaan dengan penggunaan prinsip-prinsip atau pengetahuan ilmiah yang telah ada untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan praktis.

PENELITIAN SURVEY
 Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar / kecil dengan mempelajari data yang diperoleh dari sampel.
 Penelitian survey ini pada umumnya untuk memperoleh generalisasi dari hasil kajian sampel.


PENELITIAN EXPOST FACTO
 Penelitian expost facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data guna menemukan factor-faktor yang yang menentukan sebab-sebab terjadinya peristiwa yang diteliti.

PENELITIAN EKSPERIMEN
 Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap variable yang lain dalam kondisiyang terkontrol secara ketat.
 Penelitian eksperimen ini dapat dibedakan antara penelitian eksperimen murni (pure experiment) penelitian eksperimen semu (quasi experiment).
 Perbedaan tersebut terletak pada kemampuan peneliti dalam mengontrol variable penelitian.

PENELITIAN DISKRIPTIF
 Penelitian diskriptif pada umumnya dilakukan untuk menggambarkan secara jelas dan akurat kondisi suatu variable secara mandiri
 Penelitian diskriptif tidak membuat perbandingan atau menghubungkan variable yang satu dengan variable yang lain.

PENELITIAN KOMPARATIF
 Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan variable penelitian.
 Dalam penelitian komparatif variabel masih mandiri tetapi sampel lebih dari satu kelompok.

PENELITIAN KORELASIONAL
 Pada penelitian korelasional ini minimal ada dua variable yang ingin dikorelasikan (dihubungkan).
 Penelitian korelasional ini berusaha untuk mencari hubungan antara variable yang satu dengan variable lainnya.


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS ILMU SOSIALDAN ILMUPOLITIK
PROGRAM S1 NON REGULER

UJIAN MID SEMESTER

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN ADM. NEGARA
KELAS : NATUNA
DOSEN : DRS. SUGITO, MSI.

SOAL :

BUATLAH PROPOSAL PENELITIAN DALAM BIDANG ADMINISTRASI NEGARA DENGAN ELEMEN-ELEMN PROPOSAL SEBAGAI BERIKUT :

1. JUDUL
2. MASALAH PENELITIAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Ruang Lingkup / Pembatasan Masalah
3. Perumusan Masalah
3.TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
4.TINJAUAN PUSTAKA / KERANGKA TEORI
5.HIPOTESIS (Jika perlu)
6.METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
b. Lokasi Penelitian
c. Sumber Data / Populasi dan Sampel
d. Teknik Pengumpulan Data
e. Alat Pengumpulan Data
f. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA

CATATAN :
1. PROPOSAL DIKETIK SESUAI ATURAN PENULISAN KARYA ILMIAH DALAM KERTAS HVS A4 MINIMAL 10 HALAMAN DAN MAKSIMAL 20 HALAMAN.
PROPOSAL DIKUMPULKAN PALING LAMBAT PADA SAAT UJIAN AKHIR.



ANATOMI PROPOSAL PENELITIAN


D. JUDUL
E. MASALAH PENELITIAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Ruang Lingkup / Pembatasan Masalah
3. Perumusan Masalah
F. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
G. TINJAUAN PUSTAKA / KERANGKA TEORI
H. HIPOTESIS (jika perlu)
I. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
3. Sumber Data / Populasi dan Sampel
4. Teknik Pengumpulan Data
5. Alat Pengumpul Data
6. Teknik Analisis Data

DAFTAR PUStaka



DAFTAR PUSTAKA DAN TEKNIK KUTIPAN


• Daftar Pustaka diharapkan terbitan 5 tahun terakhir

• Disusun berdasarkan abjad.

• Nama pengarang ditulis tanpa gelar dan dibalik yakni nama marga (fam) didepan (Panggabean, Tumpak), diikuti tahun terbit, edisi, judul buku (ketik miring), Penerbit, kota.

• Footnote dalam teks hanya ditulis nama marga (fam) atau nama belakang saja dan diikuti tahun dan halaman.

• Kutipan langsung jika jumlahnya 5 baris atau kurang diketik 2 spasi dan langsung masuk dalam teks serta diberi tanda petik.

• Kutipan langsung lebih dari 5 baris diketik satu spasi dan dimulai 3 ketuk dari margin kiri tanpa tanda petik.

• Kutipan tidak langsung (tanpa batas jumlah baris) diketik 2 spasi dan masuk dalam teks tanpa tanda petik.

• Kutipan langsung adalah kutipan tanpa merubah redaksi teks. Teks sesuai dengan aslinya.

• Kutipan tidak langsung adalah kutipan dimana redaksi tidak sesuai dengan aslinya jadi hanya isinya yang diambil.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar