DB- Jumlah penduduk miskin/ di bawah garis kemiskinan di Kalimantan Barat (Kalbar) dari bulan September 2013 dibandingan dengan Maret 2014 mengalami penurunan. Hal itu sebagaimana disampaikan Ketua BPS Kalbar Badar, Selasa (1/7) saat
siaran Berita Resmi Statistik di ruang rapat BPS Kalbar
"Berdasarkan data BPS, September 2013 jumlah penduduk miskin di Kalbar sekitar 407.340 orang. Pada bulan Maret 2014 penduduk miskin sekitar 401.510 orang. Artinya ada penurunan sebanyak 5.830 orang atau mengalami penurunan 0,20 persen,"ujarnya.
Selama periode September 2013- Maret 2014 penurunan persentase penduduk miskin terjadi di daerah perdesaan dari 10,07 persen menjadi 9,67 persen. Sedangkan di daerah perkotaan mengalami penigkatan dari 5,68 persen menjadi 5,76 persen.
Garis kemiskinan pada September 2013 sebesar Rp 270.306-perkapita/bulan meningkat menjadi Rp 282.835 perkapita/bulan pada Maret 2014. Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan di Kalbar jauh lebih besar dibandingkan peranan perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.
Badar mengatakan perhitungan untuk mengukur kemiskinan, BPS mengunakan konsep kemampuan menenuhi kebutuhan dasar."Dengan pendekatan itu, kemiskinan dipandang sebagai ketidak mampua dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini juga dapat dihitung Headcount indek yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk,"terangnya
Lebih lanjut ia mengatakan adapun metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM)
"GKM itu nilai pengeluaran kebutuhan minuman makanan yag disetarakan dengan 2100 kkalori perkapita perhari yang diwakili 52 jenis komoditi contoh, padi-padian, umbi, dagin,telur, susu dan lainya. Sedangkan GKBM adalah kebutuhan minuman untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. GKBM diwakili oleh 51 jenis komiditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan. Dari kesemua, data yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan 2013 adadalah data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) modul konsumsi triwulan tahun 2012," ujar Badar. (Ded)
siaran Berita Resmi Statistik di ruang rapat BPS Kalbar
"Berdasarkan data BPS, September 2013 jumlah penduduk miskin di Kalbar sekitar 407.340 orang. Pada bulan Maret 2014 penduduk miskin sekitar 401.510 orang. Artinya ada penurunan sebanyak 5.830 orang atau mengalami penurunan 0,20 persen,"ujarnya.
Selama periode September 2013- Maret 2014 penurunan persentase penduduk miskin terjadi di daerah perdesaan dari 10,07 persen menjadi 9,67 persen. Sedangkan di daerah perkotaan mengalami penigkatan dari 5,68 persen menjadi 5,76 persen.
Garis kemiskinan pada September 2013 sebesar Rp 270.306-perkapita/bulan meningkat menjadi Rp 282.835 perkapita/bulan pada Maret 2014. Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan di Kalbar jauh lebih besar dibandingkan peranan perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.
Badar mengatakan perhitungan untuk mengukur kemiskinan, BPS mengunakan konsep kemampuan menenuhi kebutuhan dasar."Dengan pendekatan itu, kemiskinan dipandang sebagai ketidak mampua dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini juga dapat dihitung Headcount indek yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk,"terangnya
Lebih lanjut ia mengatakan adapun metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM)
"GKM itu nilai pengeluaran kebutuhan minuman makanan yag disetarakan dengan 2100 kkalori perkapita perhari yang diwakili 52 jenis komoditi contoh, padi-padian, umbi, dagin,telur, susu dan lainya. Sedangkan GKBM adalah kebutuhan minuman untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. GKBM diwakili oleh 51 jenis komiditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan. Dari kesemua, data yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan 2013 adadalah data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) modul konsumsi triwulan tahun 2012," ujar Badar. (Ded)