Jumat, 19 September 2014

Angka Kemiskinan Kalbar Menurun 0,20 Persen

DB- Jumlah penduduk miskin/ di bawah garis kemiskinan di Kalimantan Barat (Kalbar) dari bulan September 2013 dibandingan dengan Maret 2014 mengalami penurunan. Hal itu sebagaimana disampaikan Ketua BPS Kalbar Badar, Selasa (1/7)  saat
siaran Berita Resmi Statistik di ruang rapat BPS Kalbar 
"Berdasarkan data BPS, September 2013 jumlah penduduk miskin di Kalbar sekitar  407.340 orang. Pada bulan Maret 2014 penduduk miskin sekitar 401.510 orang. Artinya ada penurunan sebanyak  5.830 orang atau mengalami penurunan 0,20 persen,"ujarnya.

Selama periode September 2013- Maret 2014 penurunan persentase penduduk miskin terjadi di daerah perdesaan dari 10,07 persen menjadi 9,67 persen. Sedangkan di daerah perkotaan mengalami penigkatan dari 5,68 persen menjadi 5,76 persen. 

Garis kemiskinan pada September 2013 sebesar Rp 270.306-perkapita/bulan meningkat menjadi  Rp 282.835 perkapita/bulan pada Maret 2014. Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan di Kalbar jauh lebih besar dibandingkan peranan perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.

Badar mengatakan perhitungan untuk mengukur kemiskinan, BPS mengunakan konsep kemampuan menenuhi kebutuhan dasar."Dengan pendekatan itu, kemiskinan dipandang sebagai ketidak mampua dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini juga dapat dihitung Headcount indek yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk,"terangnya

Lebih lanjut ia mengatakan adapun metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM)
"GKM itu nilai pengeluaran kebutuhan minuman makanan yag disetarakan dengan 2100 kkalori perkapita perhari yang diwakili 52 jenis komoditi contoh, padi-padian, umbi, dagin,telur, susu dan lainya. Sedangkan GKBM adalah kebutuhan minuman untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. GKBM diwakili oleh  51 jenis komiditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan. Dari kesemua, data yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan 2013 adadalah data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) modul konsumsi triwulan tahun 2012," ujar Badar. (Ded)

¤ Wirausaha Cane Manfaatkan Sosisal Media ¤ Melatarikan Warisan Keraton

DB-Kemajuan teknologi dan informasi khususnya di dunia maya kian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan dizaman serba mengandalkan internet. Kemajuan itu tidak begitu saja dilewatkan oleh  Arief Maulana Al-Muntahar. Suami dari Syarifah Sri Fuji ini, lewat media sosial facebook dan blog mampu menjual cane hasil buatanya dengan omzet perbulan kisaran 5-10 juta rupiah.

Roti cane bagi keluarganya tidaklah asing lagi karena itu sudah warisan keluarga sebelumnya. Ayah dan ibunya merupakan keturunan atau  keluarga dari kesulatanan Kadariyah Pontianak yang juga asal muasal dari keturunan orang Arab. Sehingga roti cane merupakan makanan warisan.

Sejak 2005 ia bersama keluarganya memulai usaha rumahan roti cane dengan nama Frozen Cane "Syarifah". Dengan memanfaatkan satu ruangan di rumah ia memulai usaha kecil-kecilan dan pelangan setianya masih di sekitar rumahnya serta promonya masih dari mulut ke mulut. Pasang surut semangat Arief dalam merintis usaha tidak luput membayanginya.

Ketika tidak ada orderan setidaknya membuat ia lemah untuk melanjutkan usahanya. Tapi itu semua ia lawat saja dan menjalaninya dengan sabar. 

Persoalan yang sangat berat baginya adalah roti cane yang ia tidak tahan lama. Proses pembuatanya sangat lama dan harus ready stok. Sedangkan orang yang order itu tidak bisa di tebak kapan pesanya. 

Seiring waktu, persoalan besar yaitu cane yang tidak tahan lama akhirnya bisa dijawab juga. Berkat melakukan perjalanan di negara tetangga, Malaysia kerena istrinya orang Malaysia,  ia akhirnya menemukan solusi yaitu harus membuat cane beku. Pada tahun 2010 akhrinya Arief membuat cane beku.

Dengan penerapan cane beku, ia bisa menyiapakan stok. Sehingga orang bisa beli kapan dan berapa banyak saja. 

Sejak itu juga, arief dengan masif mempromosikan canenya lewat media sosial facebooknya dengan nama  frozen cane "syarifah" dan dengan blog,  syarifahcane.blogspot.com.

Dari promo tersebut, banyak orderan yang harus ia layani, untuk saat ini dengan pegawai berjumlah 4 orang ia bisa memenuhi permintaan pelangganya. Satu paket isi 5 keping cane ia jual Rp 20000. Untuk pemesanan minimal 3, cane siap diantar pegawainya ke rumah pembeli dengan onkos kirim gratis dengan syarat masih di lokasi Kota Pontianak. Peluang demi peluang ia manfaatkan, tidak ketingalan ketring  pesta pernikahan dan pesta lainya ia hadir sebagai penyedia menu utama dalam pesta tersebut. 

"Biase yang order Cane kita orang Jakarta, orang Pontianak itu Pasti. Orang Kalbar tentu ade lah. Di luar kota ongkir ditanggung  pembeli pastinya. Orang Malaysia pernah juga kemarin pesan. Meskipun di sana cane menjamur, cane kita kan beda. Cane sana kiblat  citra rasanya  India sedangkan cane kita kiblatnya ke arab," ujar Arief

Hingga kini omzet dari keseluruhan aktivitas penjualan cane baik orderan personal maupaun ketring dalam suatu pesta sebesar Rp 5- 10 juta perbulan.

Adapun lokasi produksi cane beralamat di Alamat- Jl. Tj raya 2 G. Berkat no 10a Pontianak. 

Arief menjelaskan untuk perlengkapan pokok membuat cane antara lain ; Platpan, Sutel, Basko. Alat aduk, tampan, dough mixer, seler dan kompor gas. Untuk bahan baku utama seperti  tepung terigu, telur mentega. Sedangan proses pembuat dengan cara  bahan baku dicampur, dibagi kecil- kecil  dan dibentuk, digoreng, dipacking, didinginakn atau dibekukan dan apabaila ingin dimakan di buka hasil bekuan dan  lansung goreng.

Pria lususan S1 jurusan kelautan dan perikanan Brawijaya Malang saat ini terus mendapat apresiasi dari pemerintahan Kota Pontianak. Dalam usahanya ia dibina oleh Disperindag, Sucipindo,dan Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Produksi cane beku dengan kemasan yang di packing
sudah  mendapatakn izin dan sertivikasi  halal oleh  MUI serta  juga sudah mendapatakan izin edar.

"Usaha apa saja yang ingin dilaksanakan maka harus dicoba saja, laksanakan apa yang kita yakini, jangan banyak mikir dan minta restu keluarga," kata arief berbagi kunci suksesnya. (Dedi)

Daftar penerima penghargaan Daya saing Daerah Kalbar 2014


PPontianak, Dari 14 kabupaten/kota yang ada di Kalbar hanya ada 7 Kabupaten/Kota yang menerima penghargaan daya saing daerah Kalbar, Rabu (25/6) di Aula BI Pontianak. 
Adapun  6 kategori penghargaan dan 1 juara umum yang diberikan Bank Kalbar kerjasma GIZ RED kepada daerah antara lain,  indeks kinerja ekonomi terbaik diraih Sintang, indeks kinerja investasi terbaik diraih kab Kapuas Hulu, indeks persepsi bisnis terbaik diraih oleh  Kab Kubu Raya, Indeks infrastruktur terbaik di Kota Singkawang, indeks dinamika bisnis terbaik dan indeks kinerja pemerintah terbaik disebat Kota Pontianak dan Juara umum dipimpin oleh Kota Singkawang.

Perhitungan mengapa Kota Singkawang meraih juara umum padahal hanya meraih 1 penghargaan dari 6 katogori. Sedangkan Kota Pontianak meraih 2 katogori tidak menjadi juara umum. Berdasarkan dari  perhitung secara menyeluruh dari 6 katogori, Kota Singkawang memiliki rata-rata tertinggi. Sedang untuk  daerah lain rata-ratanya rendah dan hanya beberapa saja yang menonjol (ded)

¤Suskses lewat lembaga pelatihan ¤ Berwirausaha bermodal kemauan dan startegi

Hobi yang dikombinasikan dengan skill  serta kemauan mengatarkan Subandi suskses lewat lembaga pelatihan. Jatuh bangun dalam usaha itu bagian hidupnya. 

Subandi pria kelahiran Malang, 16 Febuari 1969 ini sudah acap kali jatuh bagun dalam merintis usaha. Sudah beraneka usaha yang ia tempuh dan jalani. Mulai dari nol hingga kepuncak kesuksesan sudah ia rasakan. Pria lulusan Institut Teknologi 10 September Surabaya ini dulu pernah sebagai penyedia jasa catering sebuah perusaaha di Surabaya. Dalam satu hari ia bisa menjual 1200 paket catering. Dalam waktu tiga bulan ia sudah mampu membeli mobil dan rumah dari hasil usahanya. Meski demikian apa yang ia jalankan tidak sesuai dengan hobi dan skil yang ada pada dirinya. Jasa cetering yang begitu sukses akhirnya pelan tapi pasti pudar. Banyak persoalan yang ia hadapi mulai dari mobil pengangkut cetering tercebur ke sungai hingga beberapa persoalan lainya membuat ia tidak bisa bertahan.

Dari hal itu, ia kembali lagi keusahan sebelumnya sebagaimana skill dan hobinya yaitu berprofesi sebagai seorang teknisi barang elektronik termasuk teknisi HP. Sejak dia masih muda dia sangat suka dan merasa menikmati jika berhubungan ektronika. Sehingga untuk mendukung hobinya tersebut ia kuliah di pergurua tinggi Istitut teknologi dan ikut berbagai pelatihan berkaitan elektronik.

Pada tahun 2007, Bapak dua anak ini akhirnya memberanikan diri untuk hijrah dan mengadu nasib di Kota Pontianak. Ia bersama istri dan anaknya bertekad untuk membuka usaha sebagiamana hobi dan skill yang  ia miliki. Karena mengalami kebangkrutan dari usaha sebelumnya, Subandi berwirausaha kembali hanya bemodal seperangkat alat servis HP saja.

Awal mulanya usaha servisnya, ia bagi hasil dengan pemilik berbagai konter seluler yang ada di kota Pontianak. Satu di antar tempat servisnya  di pasar mawar. Seiring waktu berjalan dan ia juga sudah tahu pasaran servis Hp serta keinginanya untuk mandiri dalam berusaha ia memutuskan untuk membuka tempat sendiri. Untuk membuka usaha sendiri, modal menjadi permaslahan utamanya. 
Meski modal menjadi masalah utama suami dari Nurita Handayani, hal itu tidak membuat ia habis pikir.

Setelah berfikri panjang ia punya strategi tersendiri dalam berwirausahan. Kegagalan banyak memberikan pelajaran dan ilmu usaha yang kreatif. Di Jalan Danau Sentarum, ada sebuah ruku yang hanya separuh saja terbakar. Ia dan istrinnya melihat ruku tersebut menjadi peluang untuk tempat ushanya. Ia lansung mencari pemilik ruko dan ingin menyewanya. Pemilik ruko agak terkejut dengan keinginanaya karena ingin menyewa ruko yang terbakar.

Subandi menerangkan dengan pemilik ruko  akan mengunakan ruko tersebut untuk membuka tempat servis Hp dan membuka pelatihan desain grafis. Akhirnya pemilik ruko menyerahkan ruko tersebut kepadanya dengan sewa seadanya. Subandi dan istrinya pun memperbaiaki dan mengecat ruko tersebut menjadi tempat servis dan pelatihan yang layak. Secara ekonomi, apa yang ia lakukan sangat minim sekali modal yang ia gunakan daripada harus mengontrak ruko yang bagus. Apalagi modal yang ia miliki sangat minim.

Waktu pun berjalan, usahanya juga 
lancar banyak yang servis dan peserta pelatihan juga lumayan. Masa sewa ruko telah tiba.
Kembali lagi keterbatasan modal dalam hal sewa tempat membuat ia harus berpikir lebih kreatif lagi. Akhirnya ia punya ide dan itu sangat membantu dia. Dia menyewa ruku yang di mana ruko tersebut oleh pemiliknya dipasang plang dengan tulisan dijual. Dia memperhatikan dan itu betul bahwa ruku yang akan dijual  akan baru  laku setelah dipasang plang dijual dalam waktu satu tahun dan bahkan lebih. Dengan hal itu, ia berinisiatif lagi untuk menyewa ruko tersebut dengan pemiliknya dengan syarat ia siap pindah jika ada pembelinya. Sang pemilik ruko menyewakan dengan harga jauh lebih murah yaitu Rp. 250000/bulan dengan dalil daripada ruko kosong tanpa pengasilan. Sedangkan jilka ia mengotrak ruko saat itu harus mengeluarkan kocek Rp 20 juta pertahun. Bayangkan berapa keutunggan yang  didapat dari strateginya,  meskipun dengan resiko sewaktu- waktu ia harus pindahjika ada pembeli.

Di saat ia sudah suskses di dunia pelatihan dan servis. Ia tergiur juga dalam usaha property.  Ia tergiur karena  cerita teman dan kerabatanya. Ia pun berinvestasi dalam usaha property. Pada awalanya ia mengalami keuntungan fantastik di mana keuntungan penjualan rumah 50. Juta perunit. Ia semakin berani berinvestasi. Namun berhubung bukan jalan ia menuju kesuksesan sejati ia harus rela tertipu oleh pekerja property dan uangya pun dibawa kabur entah kemana. Dengan hal itu ia mengalami kerugian yang lumayan banyak.

Saat ini ia sudah kapok berwirusaha dengan usaha tidak sesuai dunia hobi dan skillnya. Dengan kejadian tersebut ia berkesimpulan untuk usaha harus disesuaiakn hobi dan skill serta strategi.

Meskipun sempat terpurak dan harus memulai lagi dari nol. Subandi terus berusaha bangkit sehingga saat ini ia bisa membuka lagi lembaga pelatihanya dengan nama LPK Flashcomm. Untuk saat ini peserta didiknya sangat banyak hingga 500 orang. Selain itu ia juga ditunjuk oleh beberap instansi pemerintah prov Kalbar untuk menjadi mitra atau pelatih di di setiap kegiatan dinas Tenaga kerja, Dispora dan Dinas Sosial terkait elktronika.

Adapun nama lembaga yang saat ini mengatara ia kembali bangkit adalah LPK Flashcomm di jalan Ampera Kota Baru Pontianak atau di depan Puskesmas Kota Baru.

LPK Flashcomm sebuah lembaga pelatihan dan kursus, yang mencetak SDM manusia Kal-bar yang profesional dalam bidang perbaikan / service elektronika spesialisasi teknisi hp, teknisi laptop, design grafis dan mutimedia printing. Ia membuka program pelatihan untuk umum dan instansi pemerintah serta perusahaan swasta.

LPK Flashcomm juga merupakan salah saatu lembaga pelatihan dan kursus yang sudah mendapat akreditasi B dari Lembaga akreditasi - LPK Kementerian Tenaga kerja Republik Indonesia. dan LPK Flashcomm mempunyai prestasi dalam lomba apresiasi, 2 tahun berturut turut menjadi wakil Kalbar dalam lomba Apresiasi PTK PAUDNI di Jakarta dan Batam

Ada intrik dan taktik agar usahan pada LPK Flashcomm menjadi tempat yang diminati oleh banyak orang/ peserta didiknya.
Hal tersebut antara lain ia mewajibakan seorang peserta didik untuk membawa barang rusak terkait jurusan yang peserta didiknya ambil. Seperti jurusan servis Hp. Peserta harus bawa HP rusak minimal 3 buah, lebih banyak lebaih baik lagi. Dari apa yang ia terapkan tersebut membuat ia tidak perlu membeli barang rusak dan harus mengeluarakan uang dari lemabaganya. Hal terpenting dari itu menurutnya adalah peserta didik selain bisa promosi terhadap dirinya sendiri sebagai calon teknisi ia juga mendapatkan uang dari apa yang ia perbaiki. Uang yang didapat tersebut untuk siswanya. Sebagian besar siswanya bisa dikatakan gratis untuk pelatihan di mana  biaya pelatihan sekitar 1.5 juta perorang perpaket  bisa ditutupi dengan mereka memperbaiaki barang yang mereka bawa. Barang yang mereka bawa dari orang. Jika itu sudah diperbaiki  maka secara otomatis peserta didiknya sebagian besar pasti di beri  imbalan oleh pemiliknya. Kembali lagi dari imbalan tersebut bisa membatu peserta didiknya untuk menutupi biaya pelatihanya. (dedi)

¤ Pangkas Rambut Clasc 72 * Omzet Perbulan Rp 18.750.000

Berawal dari coba-coba, Kelana 
pria kelahiran Pontianak, 11 Desember 1972 memutuskan untuk 
menjadi pemangkas rambut. Sejak 1999 ia merintis dan menekuni  usaha pangkas rambut hingga sekarang.

Sebelum menjadi pemangkas rambut ia pernah menjadi buruh kasar di pelabuhan Seghi Pontianak. Selain itu ia juga pernah menjadi pekerja bagunan. Meski bekerja keras Kelana yang saat itu masih membujang hasil kerja yang ia dapat tidak sebanding dengan tenaga ia keluarkan. Sanak keluaraga yang sebagain besar pemangkas rambut terutama pamannya sangat iba dengan dia. Ia menyarankan Kelan untuk bekerja sebagai pangkas rambut saja. Saran pamanya ia terima dengan niat coba-coba terdahulu. Seiring waktu Kelana akhrinya tertarik dan jatuh hati terhadap pekerjaan yang sedang ia tekuni. Meskipun memulai usaha dan membuka usaha pangkas rambut ia selalu grogi untu memotong rambut pelangan. 

Lama kelamaan akhirnya terbiasa. Selain itu agar tidak takut ia berlantih mengunting anak kecil di lingkungan rumahnya.
"Dulu awal mangkas rambut tu saya cari anak kecil di sekitar rumah. Biasa lagi latihan ada yang habis palak budak tu entah model ape jak yg kubuat tu. Untong jak ade keluarge yang pandai perbaiki," kata suami dari Susmyati.

Dari dulu hingga sekarang sudah tiga tempat usaha pangkas rambutnya dan dengan berbeda nama.  Pertama di Kapuas Indah dengan nama Kapuas, kedua di jalan penjara dengan nama pangkas rambut surya dan yang terakhir  K. H Akmad Dahlan dengan nama pangkas rambut Clasic  72.

Modal pertama kali membuka pangkas rambut adalah kursi kaca, cliver, gunting, pisau cukur, bedak, alat semprotan dan minyak pikaris. Lantaran tidak memiliki modal yang besar ia harus menyewa tempat dengan syarat bagi hasil dengan pemilik kios. 

Dari pertama  hingga  ke tempat sekarang ia tidak sepi dari pelanggan. Untuk saat ini, pengunjung dipangkas rambutnya rata - rata perhari sekitar 25 orang. Untuk biaya pangas rambut ia mengakui agak mahal yaitu pangkas rambut tarifnya untuk dewasa Rp 25.000, anak-anak Rp. 15.000, cukur muka 10 000 dan rias Rp 10 000.
Dengan demikian omzet perhari mencapai Rp 625. OOO dan perbulan mencapai Rp 18.750.000 dengan asumsi dikerjakan 3 kariyawan termasu Kelana.

Meski mahal pangkas rambutnya masih menjadi primadona pelanggannya. Selain tempat yang memilik AC agar pelangganya nyaman saat dipangkas ia memiliki cara tersendiri agar pelangganya setia. 
Sebelum memangkas rambutorang ia
memperhatikan bentuk muka dan jenis rambutnya serta sesui dengan model yang diinginkan . Dengan hal itu orang yang dipangkas meras puas ketika melihat hasilnya. Selain itu setiap kali ia memegang kepala orang ia meminta izin terlebih dahulu. "Memegang dengan pelan-pelan dan lembut, dipijit setelah pangkas dan mengajak ngobrol atau bercanda itu juga faktor orang asik dengan kita," kata Kelana.


Apa yang diraih Kelana dari dulu hingga kini tentu tidak terlepas dari liku -liku masalah. Masalah mencari tempat saja merupakan masalah yang sangat sulit baginya. Selain mencari tempat strategi juga memperhatikan kantongnya. Selain itu usaha memangkas gunting juga harus stanbay ditemapat pangkas. Pasalnya ketika orang ingin memangkas rambutnya dan kita jarang buka makan pelan tapi pasti 
pelanggan akan pergi. Kebosanan dan rutinitas setiap harus ia lawan. Dengan semnagakt yang tinggi dan belajar terus menikmati pekerjaan hingga kini sudah 20 tahun ia bertahan menjalankan rutinitasnya.(dedi)

¤ DEEPOSITIVE omzet ratusan juta perbulan ¤ Bermodal komputer bekas dan printer bekas

Siapa sangka bermodal komputer dan printer bekas menghasilkan uang. M. Ilham pria
kelahiran Pontianak, 22 Agustus 1980 merintis usha percetakan bermodal keyakinan dan perlengkapan seadanya kini memiliki omzet ratusan juta dari usahanya.

Alumni Fakultas Tekni Untan ini sejak Kuliah semester 2 sudah mulai bekerja sebagai Desain Graphis di salah satu percetakan terbesar di Pontianak tahun 1999.  

Pada saat itu,  untuk mencari tenaga terampil di bidang desain graphis sangatlah susah dikarenakan pada saat itu juga belum adanya sekolah atau lembaga yang menyediakan kursus desain graphis. Bisa dikatakan ia  mengenal desain graphis tanpa sengaja dan terpaksa karena jika tidak menguasai desain graphis akan diberhentikan. 

Karena tekun dan giat akhirnya bertahan sampai 4 tahun dengan posisi terakhir sebagai koordinator desain. Itupun berhenti dikarenakan harus fokus di skripsi. Setelah menyelesaikan S1 selama 6 tahun, suami dari  Nurul Hidayah  dikirim orang tuanya  ke Kuala Lumpur untuk melanjutkan S2 di sana. Namun,  ia hanya bertahan 2 minggu saja dikarenakan pada hari ke 5 mendapat petunjuk yaitu kenapa kuliah jauh- jauh dan tinggi-tinggi ujung-ujungnya juga harus kembali ke belakang meja. 

Akhirnya dengan Percaya Diri pulang ke tanah air dan menghadap orang tua dan bisa ditebak orang tua marah besar. Tidak ditegur dan bahkan dianggap tidak ada. "Sungguh sangat sulit bagi saya pada saat itu. Dikarenakan orang tua mendidik anak cukup tegas. Sehingga akhirnya membatinkan  diri sendiri dan ingin membuktikan kepada orang tua bahwa tanpa S2 saya bisa berhasi," Kata Ilham.

Akhirnya dengan modal 1 unit komputer bekas dan printer bekas serta selembar spanduk dari kain (itupun hutang dengan teman) memulai usaha jasa pengetikan dan desain graphis dengan nama DEEPOSITIVE Percetakan dan Advertising. 

Pada saat memulai usaha pada bulan ke 2 hasilnya cukup lumayan yaitu tidak ada satu pun yang datang."Kenangan yg berbekas pada saat itu adalah ada seorang PNS datang minta ketikan 2 lembar A4 dan minta diprint, akhirnya pada bulan ke 2 saya mendapat omzet yg pertama Rp 2000,-. Setelah orangnya pergi saya langsung sujud syukur saking terharunya," ujarnya.

Setelah itu ia  berpikir panjang dan merenung kenapa tempatnya sepi, semenjak itu juga ia  berpikir bagaimana menjadi gula supaya semut-semut bisa  pada berdatangan. 

Pemikiran panjang dan kemuan serta membagun jaringan di mana-man akhirnya berkembang sampai sekarang dan memiliki omzet ratusan juta rupiah perbulan. 
Ia juga  menjadi vendor beberapa bank BUMN, Bank Swasta serta beberapa coorporate nasional. 

Seiring perkembangan tekhnologi dan ilmu tentang desain grafis serta maraknya kompetitor di bidang percetakan tidak membuat M. Ilham kehilangan akal untuk menjadi tetap eksist dan omzetnya meninggkat. Ia beserta 10  kariyawanya terus memacu untuk meningkatakn kualitas dan pelayanan kepada pelangga. Dari  harga sangat variatif  dan kualitas serta produk yang ditawarkan, Ilham masih mendapat tempat yang tinggi bagi pelangganya.
Adapun produk andalanya meliputi pembuatan spanduk, percetakan buku, majalah, pin, mug, neon box, billboard, event organijizer dan lain-lain. (dedi)

Jumat, 12 September 2014

PENTING Ngak IMUNISASI ???

Penting Ngak Imunisasi ???
Ilustrasi : Meski sosialisasi dan informasi yang didapat masyarakat tentang imunisasi sangat banyak, Namun masih saja orang tua enggan untuk mengimunisasi buah hatinya. Mengapa? mereka beranggapan bahwa zaman dulu orang tua, nenek dan buyutnya tidak imunisasi masih sehat saja dan umurnya juga panjag. Kedua, pasca imunisasi biasa anaknya sakit atau demam dan bahkan kejang- kejang yang mangakibatkan cacat. Ketiga banyak lagi dech rumornya.
 Dari sedikit info yang  hebatnyaberfikir.blogspot.com dapat,  mengapa harus diimunisasikan anak kita saat ini lantaran makanan saat ini banyak mengandung pengawet. Itu tentu berbeda dengan zaman dulu masih alami. Jadi untuk meminimalisir agar makaan itu tidak berdampak buruk karena pengawetnya maka harus diimunisasi.
Penasaran, gimana sich yang sebenarnya. So baca aja lansung di bawah ini berdasarkan hasil wawancara hebatberfikir.com dengan Wan Iwansyah, SKM  Kasi Imunisasi Surveilans dan Penyakit tidak Menular Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes KKR Kalbar
Imunisasi merupakan upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi organisme alami atau "liar" Vaksin adalah bahan antigenik yg digunakan utk menghasilkan kekebalan aktif dan tujuan program imunisasi adalah  Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)seperti hepatitis, TBC, tetanus, difteri peneumonia dan meningitis, dan campak. Oleh karena itu jika ibu sayang terhadap anak, berilah kesempatan anak2 kita untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap secara gratis di puskesmas, posyandu dan sarana pelayanan kesehatan lainnya (jika belum jelas minta informasi kepada petugas kesehatan yang ada dilapangan).
Memang tubuh kita secara alamiah memiliki kekebalan terhadap beberapa penyakit, tetapi tidak terhadap semua jenis penyakit dan beberapa jenis penyakit yang berbahaya harus diberikan vaksin untuk meningkatkan kekebalan (imunitas) terhadap penyakit dan untuk meningkatkan kekebalan atau mencegah terjadinya penyakit dapat dilakukan dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) selain itu pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan imunisasi karena imunisasi merupakan upaya pencegahan paling cost effective selain dapat mencegah penyakit bagi diri sendiri tetapi juga dapat melindungi orang disekitarnya. 
Kalau ibu mengatakan bahwa zaman dahulu tidak imunisasi kenapa sekarang ada dan kita galakkan, hal ini disebabkan bahwa Kebutuhan akan Imunisasi berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, Peningkatan beban penyakit, penyakit lama muncul kembali dan  ditemukan penyakit baru dan Kebutuhan menambah jenis vaksin baru sesuai epidemiologi penyakit dan kita tidak bisa terlepas dari komitmen global dalam pencegahan dan pengendalian penyakit menular yang mengancam jiwa manusia.


Minggu, 26 Januari 2014

Sejarah HMKS



SEJARAH HIMPUNAN MAHASISWA KECAMATAN SEJANGKUNG (HMKS)

                 Himpunan Mahasiswa Kecamatan Sejangkung (HMKS) Lahir kurang lebih 14 Tahun yang lalu (1998). Organisasi tingkat Kecamatan ini, awal mulanya bernama Ikatan pelajar dan Mahasiswa Kec. Sejangkung (IPMKS). Saat itu, pelajar SMA juga tergabung karena jumlah mahasiswa dari kec. Sejangkung masih sedikit. Seiring waktu berjalan dan jumlah mahasiwa dari Kec. Sejangkung bertambah, pada MUBES tahun 2009 IPMKS berubah menjadi HMKS. Sejak berdiri dan hingga sekarang semangat dan cita – cita HMKS masih tetap pada fungsi dan tanggung jawabnya yaitu HMKS berdiri untuk mewadahi mahasiswa yang berasal dari Kec. Sejangkung di Perguruan Tinggi manapun berada untuk berkreasi dan berorganisasi. Selain itu, HMKS juga diharapkan sebagai pusat pemersatu antar mahasiswa, kaum perubah  situasi dan kondisi Kecamatan Sejangkung  yang tertinggal ke arah lebih baik karena Kec. Sejangkung hingga  ini termasuk Kecamatan terbelakang, dan lewat organisai ini juga dijadikan forum silahturahmi, tolong menolong, berbagi informasi  diskusi, dan aksi nyata mahasiswa. Dinamika organisasi dan bergainig HMKS ditingkat Mahasiswa tidak kalah dengan organisasi lainya baik dilevel Kab. Sambas, Kalbar maupun Nasional. Kader- kader HMKS juga telah banyak memberikan masukan kepada Pemda Kabupaten Sambas lewat tulisan di media masa. Sekarang HMKS menunggu kader terbaiknya agar kedepan HMKS bisa bermanfaat lebih luas dari sebelumnya. (Ditulis oleh Dedi)

Rabu, 29 Mei 2013

Biografi Singkat Prof. Dr. Syarif Ibrahim Alqadrie, M.Sc.




Alqadrie adalah Professor Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura (UNTAN), Pontianak. Sejak Agustus 1995 s/d September 2001 ia menjabat Dekan pada fakultas tersebut selama dua masa jabatan. Pengalaman kerjanya dimulai dari Guru SD Islamiyah Kampung Bangka (1966-1969), Guru SMEP Negeri (1968-1972), Guru SMEA Negeri Pontianak (1972-1974), Asisten Dosen Tidak Tetap UNTAN (1969-1974) dan Dosen Tetap UNTAN (1975-sekarang). Pendidikan Sarjana Satu (S1) diperolehnya dalam Jurusan Ilmu Administrasi Negara (IAN) Konsentrasi Kebijakan Publik (Public Policy) di FISIP UNTAN (1974). Sarjana Dua (S2) [M.Sc] tahun 1987 dan Sarjana Tiga (S3) [Ph.D] tahun 1990 diperolehnya masing-masing dalam Jurusan Sosiologi Pertanian, Pedesaan dan Kehutanan (Agricultural, Rural and Forestry Sociology), dan Jurusan Sosiologi Politik dan Etnisitas (Political Sociology and Ethnicity) pada University of Kentucky, Lexington, AS.
Tahun 1993 ia memperoleh Penghargaan David Penny Award dari Pemerintah Australia sebagai penulis terbaik tentang Kemiskinan. Tahun 1998 mengikuti Kursus Singkat Angkatan (KSA) VII LEMHANNAS (selama 4½ bulan) di Jakarta. Pada tahun 1999 dianugerahi Bintang Jasa Utama oleh Presiden R.I. Dalam tahun yang sama dianugerahi Bintang Kesetian Dalam Pengabdian 30 tahun dari Pemerintah Daerah Kalbar.
Sejak Juli 2000 s/d Nopember 2004 diangkat sebagai Direktur Program Pasca Sarjana Ilmu-Ilmu Sosial UNTAN. Menjadi anggota Komisi Pengarah. (Steering Committee/SC) Forum Pengembangan Partisipasi Masyarakat (FPPM) sejak 2000 dan Forum Pengembangan Pembaruan Desa (FPPD) sejak 2003. Dari tahun 2000 s/d 31/5 2006 diangkat sebagai Koordinator Indonesian Conflict and Peace Study Network (ICPSN) se Kalimantan, dan sejak 1 Juni 2006-sekarang sebagai Ketua ICPSN se-Indonesia yang berkantor Pusat di University of Helsinki, Filandia, dan Cabang Utama di NIAS, Copenhagen, Denmark.
Sejak tahun 2009-sekarang, ia dipercaya untuk menjadi Coopromotor beberapa mahasiswa Program S3 di Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pada tahun 1995-1997, beliau pernah menjadi dosen tamu di  Universiti Utara Malaysia, 1995-1998 dosen tamu di Universiti Sarawak Malaysia (USM), dan pada tahun 2005-2009, beliau menjadi dosen tamu di University of Helsinki, Finlandia. Sejak 2001 s/d sekarang menjadi Dosen Tamu (Visiting Professor) di Nordic Institute of Asian Studies (NIAS) di Copenhagen, Denmark. Tahun 2010 beliau juga dipercaya untuk menjadi Penilai Luar Terhadap Calon Professor di Universiti Teknologi Mara, Selangor Darul Ehsan, Malaysia. Agustus 2010, menjadi Local Advisor bagi peneliti dari beberapa universitas di Jepang yang meneliti di Kal-Bar (Kyoto University, Ryukoku University, Konan Women's University & Kochi University). September 2010 diangkat menjadi Local Academic Supervisor bagi mahasiswa Post Doctoral dari Department of Anthropology, Archaeology and Linguistics Faculty of Humanities Aarhus University, Denmark. Oktober 2010 menjadi Local Advisor bagi mahasiswa S3 dari German Institute of Global and Area Studies, Hamburg, Jerman. Akhir 2010 menjadi Visiting Professor di Kyoto University, Jepang.

Rabu, 09 Januari 2013

PANGKAS POHON YANG MEMBAHAYAKAN



                Di beberapa  sepanjang jalan di kota Pontianak, kita lihat banyak pohon penghijau kota yang selayaknya harus di pangkas masih menjulang tinggi. Pohon- pohon tersebut tentunya sangat berpotensi membahayakan penguna jalan. Apalagi Kondisi Kota Pontianak sekarang ini  selalu di guyur hujan. Saat hujan turun biasanya di ikuti oleh hembusan angin walaupaun tidak terlalu besar. Pohon yang belum di pangkas khususnya penulis lihat di Jalan Syrif Abdurrahman, Jalan Jendral A. Yani dan K.H Ahmad Dahlan sudah sangat mengkhawatirkan penguna jalan, dengan pososisi ada pohon yang sudah condong, menjulang tinggi dan posisi pohon di pinggir parit tidak menutup kemungkinan pohon tersebut bisa tumbang ke arah jalan atau sebagain dahan bisa patah ketika di tiup angin atau di guyur hujan. Dengan kondisi seperti itu sangat di mohon intansi terkait di Kota Pontianak tanggap dan segara memangkas pohon – pohon tersebut. Bukankah tahun sebelumnya di kota Pontianak ada penguna jalan tertimpa pohon ketika mengendarai kendaraanya itu bisa menjadi pelajaran. Saatnya tindakan preventif selalu di utamakan untuk masyarakat kota Pontianak. Jangan sampai tujuan penanaman pohon di pinggir jalan untuk penghijau dan penyejuk kota bisa membawa malapetaka bagi warga kota Pontianak.  

DI TERBITKAN DI PONTIANAK POST KOLOM HALLO PUBLIK EDISI RABU, 2 JANUARI 2013
Oleh : Dedi (Mahasiswa Fisipol Untan)