Jumat, 19 September 2014

¤ Wirausaha Cane Manfaatkan Sosisal Media ¤ Melatarikan Warisan Keraton

DB-Kemajuan teknologi dan informasi khususnya di dunia maya kian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan dizaman serba mengandalkan internet. Kemajuan itu tidak begitu saja dilewatkan oleh  Arief Maulana Al-Muntahar. Suami dari Syarifah Sri Fuji ini, lewat media sosial facebook dan blog mampu menjual cane hasil buatanya dengan omzet perbulan kisaran 5-10 juta rupiah.

Roti cane bagi keluarganya tidaklah asing lagi karena itu sudah warisan keluarga sebelumnya. Ayah dan ibunya merupakan keturunan atau  keluarga dari kesulatanan Kadariyah Pontianak yang juga asal muasal dari keturunan orang Arab. Sehingga roti cane merupakan makanan warisan.

Sejak 2005 ia bersama keluarganya memulai usaha rumahan roti cane dengan nama Frozen Cane "Syarifah". Dengan memanfaatkan satu ruangan di rumah ia memulai usaha kecil-kecilan dan pelangan setianya masih di sekitar rumahnya serta promonya masih dari mulut ke mulut. Pasang surut semangat Arief dalam merintis usaha tidak luput membayanginya.

Ketika tidak ada orderan setidaknya membuat ia lemah untuk melanjutkan usahanya. Tapi itu semua ia lawat saja dan menjalaninya dengan sabar. 

Persoalan yang sangat berat baginya adalah roti cane yang ia tidak tahan lama. Proses pembuatanya sangat lama dan harus ready stok. Sedangkan orang yang order itu tidak bisa di tebak kapan pesanya. 

Seiring waktu, persoalan besar yaitu cane yang tidak tahan lama akhirnya bisa dijawab juga. Berkat melakukan perjalanan di negara tetangga, Malaysia kerena istrinya orang Malaysia,  ia akhirnya menemukan solusi yaitu harus membuat cane beku. Pada tahun 2010 akhrinya Arief membuat cane beku.

Dengan penerapan cane beku, ia bisa menyiapakan stok. Sehingga orang bisa beli kapan dan berapa banyak saja. 

Sejak itu juga, arief dengan masif mempromosikan canenya lewat media sosial facebooknya dengan nama  frozen cane "syarifah" dan dengan blog,  syarifahcane.blogspot.com.

Dari promo tersebut, banyak orderan yang harus ia layani, untuk saat ini dengan pegawai berjumlah 4 orang ia bisa memenuhi permintaan pelangganya. Satu paket isi 5 keping cane ia jual Rp 20000. Untuk pemesanan minimal 3, cane siap diantar pegawainya ke rumah pembeli dengan onkos kirim gratis dengan syarat masih di lokasi Kota Pontianak. Peluang demi peluang ia manfaatkan, tidak ketingalan ketring  pesta pernikahan dan pesta lainya ia hadir sebagai penyedia menu utama dalam pesta tersebut. 

"Biase yang order Cane kita orang Jakarta, orang Pontianak itu Pasti. Orang Kalbar tentu ade lah. Di luar kota ongkir ditanggung  pembeli pastinya. Orang Malaysia pernah juga kemarin pesan. Meskipun di sana cane menjamur, cane kita kan beda. Cane sana kiblat  citra rasanya  India sedangkan cane kita kiblatnya ke arab," ujar Arief

Hingga kini omzet dari keseluruhan aktivitas penjualan cane baik orderan personal maupaun ketring dalam suatu pesta sebesar Rp 5- 10 juta perbulan.

Adapun lokasi produksi cane beralamat di Alamat- Jl. Tj raya 2 G. Berkat no 10a Pontianak. 

Arief menjelaskan untuk perlengkapan pokok membuat cane antara lain ; Platpan, Sutel, Basko. Alat aduk, tampan, dough mixer, seler dan kompor gas. Untuk bahan baku utama seperti  tepung terigu, telur mentega. Sedangan proses pembuat dengan cara  bahan baku dicampur, dibagi kecil- kecil  dan dibentuk, digoreng, dipacking, didinginakn atau dibekukan dan apabaila ingin dimakan di buka hasil bekuan dan  lansung goreng.

Pria lususan S1 jurusan kelautan dan perikanan Brawijaya Malang saat ini terus mendapat apresiasi dari pemerintahan Kota Pontianak. Dalam usahanya ia dibina oleh Disperindag, Sucipindo,dan Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Produksi cane beku dengan kemasan yang di packing
sudah  mendapatakn izin dan sertivikasi  halal oleh  MUI serta  juga sudah mendapatakan izin edar.

"Usaha apa saja yang ingin dilaksanakan maka harus dicoba saja, laksanakan apa yang kita yakini, jangan banyak mikir dan minta restu keluarga," kata arief berbagi kunci suksesnya. (Dedi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar