Minggu, 04 November 2012
NEGARA NAN SUBUR PENGIMPOR BERAS
Membaca pemberitaan dikoran Pontianak Post tagggal 04 November 2012 tentang impor beras dari negara Vietnam dan India oleh pemerintahan Indonesia sangat mengecewakan. Sangat ironis rasanya negara yang dilimpahkan kekayaan dan kesuburan tanah dan potensi untuk menjadi lumbung beras harus mengimpor beras dari negara lain. Ada sebuah pertanyaan besar yang menganjal di benak kita semua, sebenaranya ada apa dengan negara kita ini, siapa sebenarnya yang salah. Bukan kah daerah yang subur dan luas serta sangat cocok untuk tanaman padi seharusnya berbanding lurus terhadap hasil yang melimpah ruah. Dan seharusnya juga justru Indonesialah yang mengimpor beras hingga kepelosok dunia. Untuk menjadi negara lumbung beras dunia bagi Indonesia itu juga tidak sagat mustahil ini dilakukan.
Dengan kondisi Indonesia seperti ini sesui lah sudah dengan pepatah orang terdahulu yang mengatakan bahwa “ tikus mati di lumbung padi”. Tinggal di negara nan subur dan kaya raya dengan sumberdaya alamnya semestinya menjadi kebaggaan dan sumber kesejahteraan kita sebagai warga negara. Penulis menyanksi pemerintah tidak serius dalam hal ini, petani – petani kurang diberdayakan, kurang bimbingan dan penyuluhan. Pupuk sering langka dan itu sulit didapatakan. Penyaluran hasil panen tidak di fasilitasi dan harga beli dari petani sangat murah. Perbaikan dan penyelesaian terhadap sejuta persoalan dibidang pertanian sudah saatnya menjadi periorita oleh pemerintah. Mengimpor beras sebayak 300 Ton dari Vietnam dan masih wacana 100 Ton dari India tersebut merupakan solusi sifatnya sementara untuk memenuhi kebutuhan beras nasional . Seharusnya mulai dari sekarang pemerinthan Inodonesia memikirkan dan membuat kebijakan yang manfaatnya dan solusi yang jauh kedepan dan berkelanjutan. Pembinaan dan perberdayaan petani serta subsidi terhadap kebutuhan petani seperti bibit, pupuk dan perlengkapn dan peralatan pertanian harus ditunjang. Apakan Indonesia akan menjadi lumbung beras dunia? Jawabanyanya adalah tinggal keseriusan pemerintah dengan kebijakanya dan masyarakat bekerja keras untuk mengejarnya.
Oleh : Dedi ( Mahasiswa Fisipol UNTAN)
Di terbitkan oleh Pontianak Post kolom hallo publik Selasa, 06 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar