Jumat, 30 November 2012
BUDAYA TERTIB BERLALULINTAS RENDAH
Hal yang biasa saat ini terlihat dan sering kita alami ketika berkendaraan yaitu kamacetan lalulintas diruas – ruas jalan dan di jam – jam tertentu di kota Pontianak. Seiring meningkatnya jumlah kendaraan bermotor setiap tahunya dan pertumbuhan penduduk kiat tinggi, persoalan lalulintas semangkin kompleks. Berbagai macam fenomena yang terjadi di jalan raya, baik kemacetan lalu lintas, kecelakaan lintas , dan sikap pengendara baik yang patuh terhadap peraturan atau etika berlalu lintas bahkan sebaliknya sebagai pelanggar lalu lintas. Secara kasat mata khususnya di Kota Pontianak dalam hal tertib berlalulintas berkendaraan, maka saya berpendapat dan saya yakin sebagian orang akan setuju dan akan beranggapan bahwa kita masih rendah dalam hal budaya tertib berlalulintas. Pendapat ini merupakan bukan hanya sekedar pendapat akan tetapi ini berdasarkan bukti riil dilapangan yang menunjukan masih banyaknya pengendara yang hoby melanggar aturan berkendaraan yang baik dan aman. Coba kita perhatikan di setiap pemberhatian “lampu merah”, sikap sabar dan berebutan itu menjadi realita tidak bisa di pungkiri, melewati zebra cross itu hal biasa sehingga hak pejalan kaki yang akan menyebrang jalan di rampas. Lampu hijau yang seharusnya menjadi standar dan memberikan pengendara untuk melanjutkan perjalanya selalu di dahului. Dan lebih di perparah lagi jika di depan kita sudah terlihat lampu berwarna kuning yang memberikan isyarat kepada pengendara untuk bersiap – siap berhenti dan pas lampu merah kita berhenti serta di depan kita masih ada ruang untuk bisa dilalui maka kemungkinan besar membayakan kita jika kita tidak waspada dalam berhati karena kita akan ditabrak dari belakang dan ini pernah saya alami. Sebab pengendara yang nakal dibelakang dengan sigap akan mencuri jalan kosong didepan untuk dilaluinya tampa menghiraukan kita walaupun lampu lampu sudah merah. Sikap saling toleransi dan menghargai antar pengendara sangat rendah, “sikap nyelonong boy” yang akan membahayakan bukan hanya jiwa pelanggar itu sendiri akan tetapi pengendara lainya juga akan menjadi korban selalu dan sering terjadi. Lajur mobil sering di selip oleh sepeda motor dan sebaliknya lajur sepeda motor di selip pengendara mobil. Belum lagi bicara kelengkapan bermotor baik orang dan kendaraan. Banyak yang masih belum memiliki surat izin mengemudi (SIM), tidak mengunakan helm standar ketika mengendarai, sepeda motor tidak memiliki spion, dan sebagainya. Padahal bukankan jika kita bersikap tertib berlalulintas justru akan memberikan jaminan keselamatan jiwa kita bukan sebaliknya merugikan kita.
Ada sebuah pertayaan besar di benak kita berkaitan fenomena diatas, Sebenarnya mengapa hal ini terjadi dan siapa yang salah , apakah itu salah pengendara atau aturan yang ada atau penegakan hukum masih lemah. Terlepas dari pertanyaan di atas sudah selayaknya dari sekarang kita tanamkan sikap tertib berlalu lintas dari pribadi kita sendiri, jadikan diri kita sebagai contoh pengendara yang baik, berikan pengertian dan nasihati kepada teman dekat kita untuk selalu berhati- hati dalam berkendaraan, jangan sampai orang terdekat kita terenggut jiwannya di jalan raya. Perlu menjadi renungan bersama juga bahwa perilaku kita berkendaraan di jalan raya itu bisa mengambarkan kepribadian kita sesunggunya . Jika sesorang tersebut selalu berbudaya tertib berlalulintas dijalan raya maka saya yakin dia merupakan sesorang yang memiliki karakter disiplin yang tinggi dan termasuk warga masyarakat yang baik.
Oleh : DEDI
MAHASISWA FISIPOL UNTAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar