Jumat, 30 November 2012
MENYOAL BUDAYA MEMBACA
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Karena dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang tersebut mampu memperluas daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya. Membaca juga merupakan salah satu kunci utama untuk memasuki istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap serta kegiatan yang menyajikan sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi berbagai aktifitas ekpresif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari. (Amir, 1996:26).
Menurut Jordan E. Ayan bahwa manfaat membaca buku berdampakbagi perkembangan sebagian besar jenis kecerdasan. Diantaranya adalah :1) Membaca menambah kosakata dan pengetahuan akan tata bahasa dan sintaksis yang lebih penting lagi, membaca pemperkenalkan pada banyak ragam lingkungan kreatif. Sehingga mempertajam kepekaan linguistik dan kemampuan menyatakan perasaan.2) Membaca buku secara langsung dapat membantu mengalami perasaandan pemikiran yang paling dalam. Banyak buku dan artikel yangmengajak untuk berintropeksi dan melontarkan pertanyaan seriusmengenai perasan nilai dan hubungan dengan orang lain. Dengan begitu, secara tak langsung turut memperkembangkan kecerdasaninterpersonal, mendesak untuk merenungkan kehidupan danmempertimbangkan kembali keputusan-keputusan akan cita-cita hidup 3) Membaca memicu imajinasi, buku yang baik mengajarkan untukmembayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian,lokasi dan karakternya. Bayangan yang terkumpul dari tiap buku atau artikel ini melekat dalam pikiran, dan sering waktu berlalu,membangun sebuah bentang jaringan ide dan perasaan yang menjadidasar metafora yang ditulis, gambar yang dibuat, bahkan tulisan yangditulis.
4) Membaca bahan bacaan umumnya “Memaksa” nalar, pengurutan keteraturan dan pemikiran logis untuk dapat mengikuti jalan cerita atau memecahkan suatu misteri. Dengan demikian, akan semakin memperkukuh kecerdasan matematis, logis yang dimiliki.
Dari kedua pendapat di atas baik pengertian dan manfaat maembaca itu sangat luar biasa sekali yang di dapatkan ( feed back) untuk pembaca, baik dari segi keilmuan, pengetahuan, kemammpuan berbicara dengan sistematis, dan sejuta informasi didapatkan pembaca melalui membaca. Penulis menyakini seseorang profesor, doktor, ilmuan, jurnalis, cerpenis, penulis, seorang pemimpin dan sebagainya terlahir dengan ketekunan membaca. Sangat rugi dan disayangkan sekali jika minat membaca kurang atau bahkan benci dengan membaca. Di Indonesia pada umumnya minat membaca sangat minim sekali, jangankan dikalangan masyarakat umum di kalangan pelajar, mahasiswa dan pendidik masih sangat rendah. Di waktu isrtahat atau bekerja dan sebagainya sangat jarang kita lihat orang membaca. Di tempat – tempat umum, kendaraan umum dan sebagainya juga begitu sangat minim sekali dan bahkan sulit mencari orang yang membaca. Ada apa sebanarnya dengan bangas kita, bagaimana dan dari mana agar minat baca ini terdorong agar menjadi budaya. Wajar saja jika negara kita tingkat sumberdaya manusianya masih sangat rendah dan tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Dari membaca juga penulis mengetahui bahwa budaya membaca bangsa kita seakan berbanding terbalik dengan budaya Jepang. Telah kita ketahui bersama budaya membaca di Jepang terkenal di seantero dunia bahkan hingga detik ini disana tidak asing lagi melihat orang Jepang yang membaca (entah komik/novel/koran /majalah) di tempat umum dan sebagainay walaupaun dalam kereta api listrik yang sedang melaju dengan kencang serta. Ada hal unik juga yang penulis rasakan dan lihat di negeri ini berkaitan membaca yaitu “budaya aneh”. Budaya aneh disini yang penulis maksudkan yakni budaya malu membaca di tempat umum. Entah mengapa ketika kita membaca ditempat umum seakan menjadi orang aneh dan sebagian orang bisa mengatakan “SOK”, Sok intelektual dan sebagainya. Tidak terlepas juga di dunia kampus, budaya aneh juga ada dengan bukti sangat minim sekali mahasiswa yang sibuk membaca ditempat dan ruang santai, perpustakaaan juga sangat minim peminatanya. Perpustakaan ramai jika ada tugas atau ingin menyusun skripsi. Itulah sekulumit masalah bangsa kita sendiri dilihat dari budaya membacanya. Tentunya dengan keadaan tersebut tidak menyurutkan kita untuk menjadi bangsa yang maju. Para pelajar, mahasiswa dan pendidik saatnya menjadi contoh untuk menjadi duta baca bagi masyarakat umum. Bersama mengkampakanya membaca untuk kemajuan bangsa. Orang tua diharapkan bisa menanmkan sejak dini dan menjadi contoh kepada anaknya agar rajin dan menjadi hobi untuk membaca. Indonesia bisa Indonesia membaca.
OLEH : DEDI
MAHASISWA FISIPOL UNTAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar