Senin, 19 April 2010

Menejemen pelayanan publik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk aktivitasnya seperti makan, minum, mandi dan cuci. Derajat pemenuhan kebutuhan air bersih menjadi salah satu indikator kualitas hidup manusia dari segi kesehatan. Kesejahteraan manusia menjadi tidak lengkap tanpa terpenuhinya kebutuhan air bersih. Air bersih adalah ”barang ekonomis“ bukan ”barang bebas“ oleh karena untuk mendapatkannya diperlukan suatu pengorbanan yang bernilai ekonomis.

Penyedia tunggal Penyediaan pelayanan air bersih di kabupaten Pontianak adalah PDAM Kabupaten Pontianak itu sendiri yang berfungsi penyedia kepada masyarakat antara lain, berupa penghematan waktu dalam upaya mendapatkan air bersih (time saving) ¬– di banyak tempat perlu waktu berjam-jam untuk memperoleh air bersih, kenyamanan (amenity benefit), meningkatkan kualitas kesehatan (healthy benefit). Realita keadaan dilapangan yang dirasa masyrakat masih jau sekali dari maksimal,pelayan PDAM itu sendiri dinilai belum mampu memberikan pelayan sesuai fungsi yang seharusnya.Indikator kurang maksimalnya kinerja PDAM Pontianak yang berulang kali terjadi adalah ketidaklancaran distribusi air ke rumah- rumah warga yang mana seringnya macet,kualitas air masih keruh atau belum jernih dan bersih sesuai standar apalagi ketika musim kemarau rasa air akan payau.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat dapat dirumuskan masalah dari presfektif kinerja Pelayanan distribusi PDAM Kabupaten Pontianak yaitu :

1.Faktor – factor rendahnya kinerja pelayanan distribusi air bersih oleh PDAM Kabupaten Pontianak ?

2.Kebijakan apa saja yang dilakukan PDAM Kabupaten Pontianak dalam meningkatkan kinerja distribusi Air ke konsumen (Masyarakat) ?

C. Tujuan.

Adapaun tujuan yang hendak dicapai dalam pembutan makalah ini adalah :

1.Untuk mengetahui Faktor – faktor rendahnya kinerja pelayanan distribusi air bersih oleh PDAM kabupaten Pontianak.

2.Untuk mengetahui Kebijakan apa saja yang dilakukan PDAM kabupaten Pontianak dalam meningkatkan kinerja distribusi air ke konsumen.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Faktor – factor rendahnya kinerja pelayanan distribusi air bersih oleh PDAM Kabupaten Pontianak

Berdasarkan hasil analisis dan fakta terjadi dilapngan terhadap komponen sistem penyediaan air minum khususnya pada kinerja sistem distribusi air minum PDAM Kabupaten Pontianak pelayanannya minim dikarenakan beberapa factor sebagai berikut :

  1. Rendahnya kemampuan pelayanan PDAM Kabupaten Pontianak pelayanan wilayah

Indikator rendahnya kemampuan pelayanan PDAM Kabupaten Pontianak pelayanan adalah :

a. Kondisi prasarana yang mengalami kerusakan mulai dari produksi, transmisi dan distribusi.

b. Ketergantungan PDAM akan suplai energi listrik hanya dari PLN, sedangkan kondisi saat ini sering terjadi pemadaman aliran listrik yang mengakibatkan PDAM tidak dapat beroperasi maksimal (selama 24 jam)

c. Tingkat Kebocoran air yang tinggi (69,05 %) menyebabkan keuntungan operasional menjadi sangat berkurang ditambah lagi dengan tingkat kemampuan penagihan rekening yang rendah (77% tahun 2005)

d. Air baku utama di intake Tanjung Berkat yang saat musim kemarau terganggu oleh salinitas yang tinggi sedangkan intake cadangan yang berada di Sungai Bemban masih tidak dapat beroperasi karena tidak diperbaikinya unit pompa yang ada.

e. Jaringan distribusi saat ini masih belum menjangkau daerah permukiman yang berkembang di area pelayanan wilayah 1 terkait dengan ketidakmampuan berinvestasi. Potensi pelanggan yang ada di luar daerah eksisting tidak dapat dilayani dengan kondisi jangkauan jaringan distribusi yang ada saat ini.

B. Kemampuan Keuangan yang Rendah

Kemampuan Keuangan yang Rendah membuat PDAM Kabupaten Pontianak tidak mampu untuk melakukan investasi guna peningkatan kualitas dan cakupan pelayanannya. Terlihat pada indikator ekonomi diantaranya Curent Ratio, ROE dan ROA yang masih rendah. Rendahnya ekuitas perusahaan menunjukkan PDAM tidak memiliki cukup modal untuk melakukan operasionalnya secara baik. Beban hutang yang masih belum dapat diselesaikan juga memperburuk kondisi keuangan saat ini. Proporsi beban biaya administrasi dan umum dari seluruh biaya yang dikeluarkan menunjukkan bahwa PDAM Kabupaten Pontianak perlu melakukan upaya efisiensi guna mengurangi beban biaya ini.

2. Kebijakan yang dilakukan PDAM Pontianak dalam meningkatkan kinerja distribusi air ke konsumen

Dari hasil analisa dan pembahasan sesuai posisi PDAM saat ini, untuk meningkatkan pelayanan PDAM Kabupaten Pontianak pelayanan wilayah 1 di rumuskan strategi peningkatan baik secara teknis, ekonomi maupun kelembagaan dengan urutan prioritas :

a. Prioritas Pertama :

1) Melakukan penurunan kebocoran secara berkala melalui peneraan/ mengganti meteran air pelanggan dan pipa distribusi yang bocor serta pembenahan instalasi produksi.

2) Melakukan pembenahan sistem produksi dan distribusi sehingga sistem yang ada dapat dioptimalkan sehingga meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat.

3) Memanfaat semaksimal mungkin potensi sumber air baku untuk melayani potensi konsumsi pelanggan eksisting maupun pengembangan..

4) Melakukan cut off bunga hutang, penjadwalan kembali hutang PDAM dan memperhitungkan besarnya biaya operasional dan pemeliharaan serta melakukan transparansi mengenai kondisi keuangan PDAM.

5) Mengupayakan perlindungan secara hukum terhadap segala asset PDAM terhadap segala unsur kegiatan yang merugikan pihak PDAM.

b. Prioritas Kedua :

1) Meningkatkan cakupan pelayanan yang akan meningkatkan penjualan air sehingga dapat membantu pemulihan kondisi keuangan PDAM.

2) Melakukan cut off bunga hutang, penjadwalan kembali hutang PDAM dan memperhitungkan besarnya biaya operasional dan pemeliharaan serta melakukan transparansi mengenai kondisi keuangan PDAM.

3) Mengupayakan pendanaan untuk usaha perbaikan/rehabilitasi maupun investasi bagi peningkatan kemampuan sistem penyediaan air bersih yang ada sehingga mampu untuk meningkatkan cakupan pelayanan sesuai dengan perkembangan daerah.

4) Memaksimalkan penjualan dan meningkatkan kemampuan penagihan rekening untuk memaksimalkan pendapatan guna mengatasi peningkatan biaya operasional.

c. Prioritas Ketiga :

1) Menyusun daftar kebutuhan pelatihan pegawai secara berkala.

2) Membuat rencana kerja tiap-tiap unit untuk menentukan prioritas dan sasaran dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan.

d. Prioritas Keempat :

1) Meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan tugas operasional SDM PDAM dengan ikut serta dalam program peningkatan kualitas SDM.

2) Meningkatkan kompetensi karyawan untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan guna menjawab tantangan ke depan terkait dengan berlakunya undang - undang perlindungan konsumen.

3) Menjalin koordinasi dengan pihak pelanggan untuk menghindari gejolak akibat kebijakan manajemen yang berkaitan langsung dengan konsumen.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Rendahnya kinerja pelayanan PDAM Kabupaten Pontianak mendasar yang diberikan kepada masyarakat disebabkan oleh sarana dan prasarana baik itu dari produksi,tarsmisi,dan distribusi,Ketergantungan PDAM terhadap suplai Listrik PLN,tingkat kebocoran pipa tinggi,serta hal yang krusial yaitu rendahnya keungan PDAM.

2. Saran

Sesuai dengan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :

  1. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah selaku pemilik perusahaan untuk mengusahakan pendanaan untuk peningkatan ekuitas perusahaan dan untuk keperluan investasi. Sumber dana diusahakan dari APBD Kabupaten
  2. Pontianak dan atau APBN untuk tahap perbaikan kondisi eksisting serta investasi tahap awal. Sedangkan untuk tahap selanjutnya dapat mengusahakan sumber dana lain dari pihak ke tiga selain sumber dana dari APBD Kabupaten Pontianak dan atau APBN.
  3. Menyusun Master Plan dan Corporate Plan PDAM Kabupaten Pontianak bekerja sama dengan kalangan berpengalaman baik yang berasal dari institusi pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi/akademisi.
  4. Segera mengupayakan penjadualan hutang jatuh tempo maupun pemotongan bunga hutang yang saat ini membebani keuangan PDAM berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
  5. Segera merealisasikan rumusan Peraturan Perusahaan serta Standar Operasional dan Prosedur kegiatan di bidang teknik, administrasi dan keuangan untuk kepentingan efektifitas operasional dan efisiensi biaya.
  6. Menyusun kegiatan rinci jangka pendek untuk keperluan penertiban sambungan liar, inventarisasi kondisi jaringan serta fasilitas produksi distribusi untuk upaya perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Layla, Anis, M. Shomin A.; Middlebrooks, EJ.; (1978), Water Supply Enggineering Design, Ann Arbor Science Publisher, Inc Michigan USA,

Badan Pusat Statistik, (2003-2004), Kabupaten Pontianak Dalam Angka, BPS Kabupaten Pontianak.

Dirjen Cipta Karya, (1998), Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Volume V.

Departemen Dalam Negeri, (1999), Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum, Departemen Dalam Negeri Jakarta


TUGAS INDIVIDU

“ RENDAHNYA KINERJA PELAYANAN

PDAM KABUPATEN PONTIANAK”

Disusun Oleh :

DEDI

NIM : E0117024

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

P O N T I A N A K

2 0 1 0


Tidak ada komentar:

Posting Komentar