Jumat, 05 Maret 2010

MANAJEMEN PROYEK DEDI

MANAJEMEN RESIKO PROYEK

Pengertian Risiko

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity, sedangkan ketidak pastian yang menibulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk).

Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil sekali? Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli loterei relatif kecil.Apakah ini juga tergolong Risiko? jawabannya adalah hal ini juga tergolong risiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap risiko. Perencanaan untuk menghadapi risiko proyek adalah salah satu pertimbangan paling penting dalam pelaksanaan proyek. Selain itu, risiko proyek paling tidak dikaji dua kali dalam proses perencanaan.Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi

a. Risiko Operasional

b. Risiko Hazard

c. Risiko Finansial

d. Risiko Strategik

Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi Kor

Pengertian Proyek :

Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat – alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerja sama yang berbeda dari yang biasanya digunakan

Ciri – ciri proyek

1.Sasarannya jelas

2..Sasaran diarahkan pada suatu perubahan atau pembaharuan

3.Sasaran terjadi hanya satu kali

4.Ada batasan awal dan batasan akhir pelaksanaan proyek

5.Proyek bersifat antar disiplin

6.Adanya anggaran dan batasan terhadap biaya – biaya

Macam – macam proyek

1.Proyek pengembangan produk baru adalah kegiatan untuk menciptakan produk baru yang biasanya merupakan gabungan antara proyek kapital dan proyek riset dan pengembangan

2. proyek kapital (modal)

3.Proyek penelitian dan pengembangan adalah kegistsn untuk melakukan penelitian dengan sasaran yang ditentukan.proyek ini dapat berupa proyek yang meningkatkan dan memperbaiki mutu produk

4.Proyek sistem informasi adalah kegiatan yang sifatnya spesifik dengan mempergunakan alat – alat pemprosesan data.

Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi memimpin dan mengendalikan sumber proyek daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Konsep manajemen proyek meliputi :

1.Proyek merupakan suatu kegiatan yang sifatnya sementara dengan tujuan tertentu dan memanfaatkan sumber – sumber daya

2.Manajemen proyek adalah proses pencapaian tujuan proyek dalam suatu wadah tertentu

3.Manajemen proyek meliputi langkah – langkah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penyesuaian proyek.

4.Kendala / hambatan proyek adalah spesifikasi kerja, jadwal waktu dan dana

5.Bentuk organisasi atau wadah yang dimaksud dalam manajemen proyek adalah organisasi fungsional, koordinator gugus tegas dan matrik

manajemen resiko

Defenisi konseptual mengenai resiko : (Robert Charette)

1. Resiko berhubungan dengan kejadian di masa yg akan datang.

2. Resiko melibatkan perubahan (spt. perubahan pikiran,

pendapat, aksi, atau tempat)

3. Resiko melibatkan pilihan & ketidakpastian bahwa pilihan itu

akan dilakukan.

Strategi Resiko Reaktif vs Proaktif

Strategi reaktif memonitor proyek terhadap kemungkinan resiko.

Sumber2 daya dikesampingkan, padahal seharusnya sumber2 daya menjadi masalah yang sebenarnya / penting.Strategi proaktif dimulai sebelum kerja teknis diawali.

Resiko potensial diidentifikasi, probabilitas & pengaruh proyek diperkirakan, dan diprioritaskan menurut kepentingan, kemudian membangun suatu rencana untuk manajemen resiko. Sasaran utama adalah menghindari resiko. Resiko Perangkat Lunak Karakteristik resiko :

1. Ketidakpastian

2. Kerugian

Kategori resiko :

• Resiko proyek• Resiko teknis

• Resiko bisnis

Kategori resiko oleh Robert Charette :

• Resiko yang sudah diketahui

• Resiko yang dapat diramalkan

• Resiko yang tidak diharapkan

Resiko proyek

Resiko proyek mengancam rencana proyek.

Bila resiko proyek menjadi kenyataan maka ada kemungkinan jadwal

proyek akan mengalami slip & biaya menjadi bertambah.

Resiko proyek mengidenifikasi :

biaya – sumber daya

jadwal – pelanggan

personil (staffing & organisasi) – masalah persyaratan

Resiko teknis

Resiko teknis mengancam kualitas & ketepatan waktu PL yg akan

dihasilkan. Bila resiko teknis menjadi kenyataan maka

implementasinya menjadi sangat sulit atau tidak mungkin.

Resiko teknis mengidentifikasi :

desain potensial – ambiquitas

implementasi – spesifikasi

interfacing – ketidakpastian teknik

verivikasi – keusangan teknik

masalah pemeliharaan – teknologi yg leading edge

Resiko bisnis

esiko bisnis mengancam viabilitas PL yg akan dibangun.

Resiko bisnis membahayakan proyek atau produk.

Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 3

5 resiko bisnis utama :

1. pembangunan produk atau sistem yg baik sebenarnya tdk

pernah diinginkan oleh setiap orang (resiko pasar)

2. pembangunan sebuah produk yg tidak sesuai dgn keseluruhan

strategi bisnis bagi perusahaan (resiko strategi)

3. Pembangunan sebuah produk dimana sebuah bagian pemasaran tidak tahu bagaimana harus menjualnya.

4. Kehilangan dukungan manajemen senior sehubungan dg perubahan pd fokus atau perubahan pd manusia (resiko manajemen)

5. Kehilangan hal2 yg berhubungan dgn biaya atau komitmen

- personal (resiko biaya).

- Resiko yg sudah diketahui

- adalah resiko yg dpt diungkap setelah dilakukan evaluasi secara

- hati2 terhadap rencana proyek, bisnis, & lingkungan teknik dimana

- proyek sedang dikembangkan, dan sumber informasi reliable lainnya.

- seperti :

- - tgl penyampaian yg tdk realitas

- - kurangnya persyaratan yg terdokumentasi

- - kurangnya ruag lingkup PL

- - lingkungan pengembangan yg buruk

- Resiko yg dapat diramalkan

- diekstrapolasi dari pengalaman proyek sebelumnya.

- Misalnya :

- pergantian staf

- komunikasi yg buruk dgn para pelanggan

- mengurangi usaha staff bila permintaan pemeliharaan

- sedang berlangsung dilayani

- Resiko yg tidak diharapkan

- resiko ini dapat benar-benar terjadi, tetapi sangat sulit untuk

- diidentifikasi sebelumnya.

- Identifikasi Resiko

- Identifikasi resiko dalah usaha sistematis untuk menentukan

- ancaman terhadap rencana proyek.

- Tujuan identifikasi resiko :

- untuk menghindari resiko bilamana mungkin, serta menghindarinya

- setiap saat diperlukan.

-

- Tipe resiko :

- 1. resiko generic

- merupakan ancaman potensial pd setiap proyek PL.

- 2. resiko produk spesifik

- hanya dapat diidentifikasi dgn pemahaman khusus mengenai

- teknologi, manusia, serta lingkungan yg spesifik terhadap

- proyek yg ada.

- Metode untuk mengidentifikasi resiko adalah menciptakan

- checklist item resiko.

- Kategori checklist item resiko :

- o resiko ukuran produk

- o resiko yg mempengaruhi bisnis

- o resiko yg dihubungkan dgn karakteristik pelanggan

- o resiko definisi proses

- o resiko teknologi yang akan dibangun

- o resiko lingkungan pengembangan

- o resiko yg berhubungan dgn ukuran dan pengalaman stafRekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 5@ Resiko ukuran produk

Resiko yg berhubungan dgn keseluruhan ukuran PL yg akan dibangunatau dimodifikasi. Checklist item resiko yg berhubungan dgn ukuran produk (PL) : • ukuran produk diperkirakan dalam LOC atau FP ?• tingkat kepercayaan dlm estimasi ukuran yg diperkirakan ?• ukuran produk yg diestimasi dalam jumlah program, file,transaksi ? • presentase deviasi dalam ukuran produk dari rata2 produkterakhir ?• ukuran database yg dibuat atau digunakan oleh produk ?• jumlah pemakai produk ?• jumlah perubahan yg diproyeksikan ke persyaratan

Memahami Dua Kategori Risiko

- Sebuah risiko adalah setiap kejadian potensial yang mungkin menunda proyek, menaikkan biaya, atau bahakn menbahayakan proyek. Dalam proses manajemen proyek dewasa ini, kita menggunakan istilah risiko untuk mendaskripsikan dua kategori kajian yang berbeda tentang keberhasilan penyelasaian proyek. Dua kategori ini diperkenalkan dalam bagian berikut dan akan dijelaskan lebih detail. produk ?sebelum produk ? setelah penyampaian ?• jumlah PL yg digunakan kembali Bila persentasie deviasi besar atau deviasinya sama, tetapi hasil yg alu sangat kurang dari yg diharapkan, maka resikonya tinggi. Resiko yg mempengaruhi bisnis esiko yg berhubungan dengan batasan yg dibebankan oleh anajemen atau pasar. agian pemasaran dikendalikan oleh pertimbangan bisnis, dan ertimbangan bisnis kadang mengalami konflik langsung dengan enyataan teknis. hecklist item resiko yg berhubungan dgn pengaruh bisnis : ekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 6 engaruh produk terhadap hasil perusahaan ? isibilitas produk terhadap manajemen senior ? elayakan deadline penyampaian ? umlah pelanggan yg akan menggunakan produk & konsistensi ebutuhan relatif mereka dengan produk tersebut ? umlah produk / sistem lain dgn apa produk ini harus dapat

saling dioperasikan ? epintaran pemakai akhir ? Jumlah dan kualitas dokumentasi produk yg harus diproduksi & m isampaikan kepada pelanggan ? atasan pemerintahan pada konstruksi produk ? Biaya yg berhubungan dgn penyampaian yg terlambat ?• iaya yg berhubungan dgn produk defektif ? ila ada persentase deviasi yang besar atau jika jumlahnya sama, etapi hasil sebelumnya sangat kurang dari yg diharapkan, maka resiko tinggi. Resiko yg dihubungkan dgn karakteristik pelanggan esiko yg berhubungan dengan kepintaran pelanggan & kemampuan
pengembang untuk berkomunikasi dgn pelanggan dgn cara yg cepat. arakteristik pelanggan : Pelanggan mempunyai keinginan yg berbeda. Pelanggan memiliki kepribadian yg berbeda. Pelanggan memiliki hubungan yg bervariasi dgn pemasok.
- Pelanggan juga kadang-kadang bertentangan. arakteristik pelanggan mempengaruhi kemampuan tim PL untuk enyelesaikan suatu proyek tepat waktu & sesuai anggaran. ekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 7 hecklist item resiko yg berhubungan dgn karakteristik pelanggan: Pernahkah anda sebelumnya bekerja dengan pelanggan ? Apakah pelanggan memiliki gagasan yg solid mengenai apa yg iperlukannya ? sudahkah pelanggan menggunakan waktunya ntuk menuliskannya ? Apakah pelanggan akan setuju dgn penggunaan waktu didalam
pertemuan pengumpulan persyaratan formal (bab 11) utk engidentifikasi ruang lingkup proyek ? Apakah pelanggan bersedia membangun sambungan omunikasi cepat dgn pengembang ?• Apakah pelanggan bersedia berpartisipasi dalam kajian ?
• Apakah pelanggan secara teknis pandai dlm area produk tsb? Apakah pelanggan bersedia membiarkan orang2 melakukan ekerjaan mereka ? Apakah pelanggan memahami proses perangkat lunak tsb ? ila setiap jawaban dari pertanyaan diatas adalah ‘tidak’, maka investigasi lebih jauh harus dilakukan utk memperkirakan potensi resiko. Resiko definisi proses ila kualitas merupakan sebuah konsep yg disetujui sbg hal yg enting tetapi tidak tidak ada yg berintdak untuk mencapainyadengan cara yg dapat yg dilakukan, maka proyek tersebut beresiko.
Masalah-masalah proses Apakah manajemen senior anda mendukung suatu pernyataan
kebijaksanaan yg menekankan pentingnya suatu proses standar ntuk pengembangan proses ? Sudahkah organisasi anda mengembangkan suatu diskripsi
tertulis mengenai proses PL yg akan digunakan pd proyek ini ? ekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 8 Apakah anggota2 staf ‘ditugasi’ ke proses PL pd saat PL idokumentasi & bersedia menggunakannya ? Apakah proses PL digunakan untuk proyek lain ? Sudahkah organisasi anda mengembangkan atau mendapatkan erangkaian serangkaian kursus pelatihan RPL bagi para anajer dan staf teknik ? Apakah standar RPL yg diterbitkan disediakan utk setiap engembang PL & manajer PL ? Sudahkah dokumen outline & contoh2 dikembangkan untuk emua yg ditentukan sebagai bagian yg dapat disampaikan ebagai bagian dari proses PL ?
• Apakah kajian teknis formal terhadap spesifikasi persyaratan, esain, dan kode dilakukan secara reguler ? Apakah kajian teknis formal terhadap prosedur pengujian & est case dilakukan secara reguler ?• Apakah hasil dari masing2 kajian teknis formal mdokumentasikan, termasuk kesalahan yg ditemukan & sumber
daya yg digunakan ? Apakah mekanisme utk memastikan bahwa kerja yg dilakukan
pd suatu proyek sesuai dengan standar RPL ? Apakah manajemen konfigurasi digunakan utk memelihara onsistensi diantara _ystem/persyaratan PL, desain, kode, dan est case ? Apakah digunakan suatu mekanisme utk mengontrol perubahan
ke persyaratan pelanggan yg mempengaruhi PL ?• Adakah pernyataan mengenai kerja, spesifikasi persyaratanpelanggan, dan rencana pengembangan PL yg didokumentasikan
untuk masing2 subkontrak ?• Apakah ada prosedur untuk menelusuri & mengkaji kinerja ubkontrak ? asalah-masalah teknis ekayasa Perangkat Lunak

apakah digunakan teknik spesifikasi aplikasi untuk membantu komunikasi diantara pelanggan & pengembang ? • Apakah metode spesifik digunakan untuk analisis PL ?• Apakah anda melihat suatu metode spesifik untuk data & desain arsitektur ? • Apakah lebih dari 90% dari kode anda ditulis dgn bahasa orde yg lebih tinggi ? • Apakah konvensi spesifik utk dokumentasi kode didefinisikan & digunakan ? • Apakah anda menggunakan metode spesifik utk desain test case? • Apakah digunakan peranti PL utk mendukung perencanaan & aktivitas penelusuran ? • Apakah digunakan peranti PL manajemen konfigurasi utk me-ngontrol & menelusuri aktivitas perubahan diseluruh proses PL ? • Apakah digunakan peranti PL utk mendukung analisis PL & desain proses ? • Apakah digunakan peranti utk menciptakan prototipe PL ? • Apakah digunakan peranti PL utk mendukung proses pengujian ? • Apakah peranti PL digunakan utk mendukung produksi dan manajemen dokumentasi ? • Apakah metrik kualitas dikumpulkan bagi semua proyek PL ? •

Apakah metrik produktivitas dikumpulkan bagi semua proyek PL? Bila mayoritas jawaban terhadap pertanyaan tsb adalah `tidak`, maka proses PL lemah dan berisiko tinggi. @ Resiko teknologi yang akan dibangunRekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 10 Resiko yg berhubungan dgn kompleksitas sistem yg akan dibangundan `kebaruan` teknologi yg dikemas oleh system. Checklist item resiko yg berhubungan dengan teknologi yg akan dibangun : • Apakah teknologi yg akan dibangun adalah hal yg baru untukorganisasi anda? •

Apakah persyaratan pelanggan memerlukan kreasi algoritma baru atau teknologi input atau output? • Apakah PL berinterface dgn perangkat keras baru atau belum terbukti? • Apakah PL yg akan dibangun ber-interace dgn produk PL yg dipasok oleh vendor yg belum terbukti? • Apakah PL yg akan dibangun ber-interface dgn suatu system database yg fungsi kinerjanya belum dibuktikan di dalam area aplikasi ini? • Apakan diperlukan interface pemakai khusus oleh persyaratan produk? • Apakah persyaratan untuk produk memerlukan kreasikomponen program yg tidak sama dengan yg dikembangkan terakhir oleh organisasi anda? • Apakah persyarata memerlukan pemakaian analisis, desain atau metode pengujian baru? • Apakah persyaratan memerlukan metode pengembangan PL tdk konvensional, spt metode formal, pendekatan Al-based dan jaringan syaraf buatan? • Apakah persyaratan meletakkan batasan kinerja yg eksesifpada produk tersebut? • Apakah pelanggan tidak yakin pada fungsionalitas yg dimintadapat ’dilakukan’? Bila jawaban dari pertanyaan2 di atas adalah ’ya’, penyelidikan lebih lanjut harus dilakukan untuk memperkirakan risiko potensial.Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 11 Resiko lingkungan pengembanganResiko yg berhubungan dgn keberadaan & kualitas peranti yg akan digunakan untuk membangun produk. Lingkungan proses PL mendukung tim proyek, proses dan produk. Lingkungan yg salah dapat menjadi sumber resiko yg penting. Checklist item resiko yg berhubungan dengan lingkungan pengembangan : • Apakah peranti manajemen proyek dapat diperoleh? • Apakah peranti manajemen proses dapat diperoleh? • Apakah peranti untuk analisis dan desain dapat diperoleh?

Ø Risiko dari proyek

Kategori pertama risiko proyek yang harus di kaji adalah risiko yang muncul dari keberhasilan penyelesaian proyek berdasarkan pengalaman organisasi anda dengan tipe proyek, ukuran proyek, dan fakto – faktor lainnya. Kategori risiko ini umumnya di anggap sebagai bagian dari diskusi feasibilitas pada saat inisiasi proyek dan sering kali disebut ” risiko portofolio ”.

Manajemen portofolio berhubungan dengan evaluasi peluang keberhasilan suatu proyek berdasakan berbagai macan faktor, termasuk bagaimana proyek sesuai dengan proyek lainnya yang sedang berjalan.

Ø Risiko pada proyek

Risiko pada proyek adalah kajian spesifeik yang mungkin terjadi yang dapat merintangi atau menunda penyelesaian proyek. Peristiwa spesifik ini didaftar dan dievaluasi, dan jika risiko ini serius, maka kita akan engembangkan rencana kontingensi untuk risiko ini. Risiko ini biasanya dikaji sebagai kajian dari proses perencanaan proyek.

Mengevaluasi Risiko Portofolio

Pertimbangan risiko pertama dalam setiap proyek adalah risiko yang berasal dari proyek

  • Apa yang mungkin terjadi pada organisasi jika proyek selesai ?
  • Apa yang akan terjadi jika proyek tidak selesai ?
  • Apa rintangan terhadap penyelesaian keberhasilan proyek ?

Anda dapat mengevaluasi risiko dengan beberapa cara, bisa mulai dari matrik empat kuadran sederhana sampai spreadsheet risiko sebanyak 12 halaman. Tetapi, semua rencana itu intinya berusaha mengevaluasi sebarapa besar kemungkinan keberhasilan proyek.

Pendapat lain mengenai kagori resiko yaitu :

  1. Risiko spekulatif
  2. Risiko murni.

Ø Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadai perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.

Ø Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yng hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderiat kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).

Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.

Menentukan Faktor – Faktor Risiko

Satu faktor risiko yang umum adalah jumlah lokasi geografis yang berhubungan dengan proyek. Misalnya bahwa proyek anda akan menpengaruhi lima tempat yang berbeda

Faktor risiko ini sering kali di kelompokkan menjadi tiga kategori, yakni faktor ukuran proyek, faktor stabilitas, dan faktor pengalaman. Ukutan faktor dapat di ukur dalam tiga cara : biaya, drasi, dan jumlah sumber daya ( manusia ).biaya proyek bisa mulai dari ribuan dollar sampai jutaan dolllar. Proyek bernilai lebih besar akan berisiko lebih besar pula karena proyek itu merepresentasikan investasi yang besar ketimbang proyek lainnya.

Sumber daya manusia yang lebih banyak akan membuat proyek yang lebih berisiko karena akan menambah saluran komunikasi. Potensi kesalahpahaman pekerjaan akan meningkat.

Faktor stabilitas adalah faktor yang berhubungan dengan jumlah perubahan yang potensial atau yang diharapakan untuk mencakup perstaratan proyek. Faktor stabilitas antara lain definisi yang jelas tentang persyaratan/kebutuhan proyek, sponsor yang diidentifikasi sacara jelas , sposor resmi, sponsor yang berpengaruh, klien yang diidentifikasi dengan jelas, dan klien kuat (strong client ) yang mendukung proyek. Faktor lainya adalah prioritas proyek yang berhubungan dengan proyek perusahaan lain, jumlah perubahan yang diperlukan oleh proyek, dan stabilitas teknologi dasarnya.

Jika salah satu dari faktor stabilitas ini tidak ada, tintagan keberhasilan proyek akan mengecil. Proyek dengan prioritas rendah proyek yang memerlukan perubahan besar dalam kebijakan/ prosedur perusahaan, dan proyek yang menggunakan teknologi yang tidak stabil atau teknologi yang belum teruji akan memperbesar resiko.

Kategori terakhir adalah faktor pengalaman. Faktor ini antara lain pengalaman anggota tim dengan tipe proyek, pengalaman teknplogi yang di pakai, pengalaman mereka dalam menghadapi satu sama lain, pengalaman mereka dengan konsumen, pengalaman mereka dengan vendor, dan pengalaman meraka dengan kontraktor luar. Level pengalaman yang rendah akan membuat proyek lebih berisiko

Ø Menyusun Matriks Evaluasi

Setalah anda menyusun faktor mana ynag akan di anggap risiko proyek, Anda siap untuk menata faktor – faktor ini dalam matriks evaluasi. Matriks ini umumnya disusun dengan mendaftar faktor – faktot berurutan menurut di dakam kotak kiri dan berbagai pilihan faktor berurutan ke kanan di matriks bagian atas.

Ø Menentukan bobot evaluasi

Matriks risiko ini biasanya mancakup bobot ( ukuran ) untuk masing masng faktor. Ini membuat anda bisa menjelaskan perbedaan organisasional seperti yang telah dikemukakan dalam contoh lima tempat yang berisiko tinggi bagi sebagian organisasi dan berisiko rendah bagi sebagian lainnya.

Biaya mungkin merupakan area lain di manaorganisasi yang berbeda menggunakan bobot yang berbeda. Proyek bernilai sejuta dollar untuk organisasi berpendapatan hanya sejuta dollar pertahun akan menjadiproyek yang sangat berisiko. Proyek sejuta dollar untuk perusahaan berpendapatan triliunan pertahun akan berisiko rendah bagi perusahaan tersebut.

MENENTUKAN RISIKO PADA PROYEK

Aspek risiko yang biasanya behubungan dengan proyek adalah risiko pada proyek. Yakni, setelah proyek diberi kuosien ( quotient ) risiko portofolio yang dapat diterima, apa lagi yang ungkin keliru dan menyebabkan kegagalam proyek.

Ø Daftar Risiko

Untuk memulai bagian evaluasi proyek dari perencanaan proyek anda ebuat sebuah daftar risiko proyek potensial. Anda dapat menggunakan barbagai cara untuk menyusun daftar risiko ini, tetapi mungkin yang paling udah adalah dengan menunjau kembali pada batasan ,asusi, dan WBS proyek.

Ketika menunjau batasan, pikirkan hal berikut : jika ada antarabatasan – batasan ini di perketat, apa yang akan terjadi? Ingat bahwa dalam jam ketiga, ” memulai rencana proyek, ” kita berbicara tentang batasan – batasan teknis, finansial, operasioanal, geografi, waktu, sumber daya manusia, legal, dan politik dalam suatu proyek. Perubahan dalam area ini akan berisiko terhadap suatu proyek.

Ada empat risiko umum yang ada di hampir setiap proyek, dan termasuk dalam kategori batasan teknis, finansial., SDM, dan politok keempatnya adalah :

· Teknologi tidak tersedia ( atau tidak berjalan seperti yang diharapakan ),

· Anggaran akan dikurangi,

· Anggota kunci dari tim akan meninggalkan proyek,

· Sponsor proyek akan meninggalkan proyek

Dengn meninjau batasan proyek spesifik yang di daftar dalam rancangan tersebut akan membuat anda untuk menemukan risiko – risiko lainnya/

Dari segi asumsi proyek, satiap asumsi memiliki risiko bahwa asumsi itu mungkin keliru. Jadi ini berarti bahwa asumsi itu jugaharus dimasukkan ke dala daftar risiko.

Ø Mengevaluasi Kemungkinan

Setelah anda menyusundaftar risiko potensial, anda kembali dan mengevaluasi risiko – risiko itu pada dua dimensi. Dimensi pertama adalah kemungkinan seperti seberapa besar kemungkinan kejadian risiko tertentu akan terjadi.

Kemungkinan biasanya dievaluasi pada skala 1 sampai 5 atau skala 1 sampai 10. dalam kedua skala itu angka satu berati bahwa kemungkinan kejadian risiko adalah mustahil. Angka yang paling tinggi pada skala berarti bahwa risikonya hampir dipastikan terjadi.

Ø Mengevaluasi efek

Kemungkinan biasanya di evaluasi pada skala 1 – 5 catau skala 1 – 10. dalam kedua skala itu angka satu berarti bahwa kemungkinan kejadian risiko adalah mustahil. Angka yang paling tinggi pada skala berarti bahwa risikonya hampir di pastikan akan terjadi.

Ø Mengevaluasu Efek

Efek juga diletakkan pada skala 1 – 5 , atau 1 – 10. Di kedua skala itu, angka satu mengidentifikasikan bahwa kejadian risiko kemungkinan akan berdampak segnat kecil pada proyek. Angka tertinggi di skala berarti bahwa kejadian risiko akan menghentikan proyek.

Hal menarik dalam mengevaluasi efek adalah bahwa evaluasi efek ini dapat berubah tergantung pada apakah ini peristiwa risiko itu terjadi selama jadwal berlangsung. Misalnya, efek anggota kunci tim yang pergi saat awal atau akhir proyek tidak akan setinggi jika dia pergi saat proyek sedang berjalan separuh.

Ø Menghitung Tingkat Keseriusan

Setelah mengevaluasi kemungkinan dan efek risiko, cukup mengalikannya untuk mendapatkan tingkat keseriusan. Ketika anda menggunakan skala 1 – 5 untuk setiap rangking, maka tingkat keseriusanya akan bernilai 1 – 25 ( maksimu 5 x 5 ). Dengan skala 1 – 10, maka nilai keseriusannya akan berkisar dari 1 – 100 ( maksimum 10 x 10 ).

Angka tertinggi dalam kelompok tingkat keseriusan adalah kejadian risiko yang perlu dihadapi dengan ” rencana kontingensi ”.

Ø Menentukan risiko proyek sofrware pembelian

Mari lihat bagaimana mengaplikasi langkah – langkah ini dalam proyek sistem pembelian baru. Pertama, kita mendaftarkan hal – hal yang berpotensi menjadi risiko proyek. Dari proyek ini kita punya batasan sebagai berikut :

· Paket ( sofrware ) baru harus bisa di jalankan pada infrastruktur yang sudah ada.

· Sistam pembelian tidak boleh ofine, jadi sistem yang sekarang harus berjalan secara pararel dengan sisrem baru sampai tim siap untuk beralih ke sistem baru sepenuhnya.

· DBA mungkin tidak tersedia saat dibutuhkan.

Asumsinya adalah sebagai berikut :

· DBA akan tersedia jika dibutuhkan.

· Akan ada paket software yang memenuhi persyaratan.

· Infrastruktur komputeryang sudah ada akan mendukung paket software baru.

Kita dapat mengubahnya menjadi pernyataan risiko proyek sebagai berikut :

· DBA tidak akan tersedia saat di butuhkan.

· Tidak ada paket software yang memenuhi persyaratan proyek.

· Infrasruktur komputer tidak akan mendukung paket sofrware baru.

· Infrastruktur komputer tidak akan bisa menjalankan baik itu sistem pembalian lama maupun baru secara pararel.

Ø Menentukan Risiko Proyek Acara Penghargaan

Mari lihat kembali batasan, asumsi, dan tugas dalam proyek acara penghargaan dan menghadapi beberapa risiko proyek. Batasan yang didaftar untuk proyek ini adalah :

· Fasilitas acara penghargaan harus bisa menampung 200 orang.

· Fasilitas acara penghargaan harus tersedia saat pemenang penghargaan sudah ada / hadir.

Asumsinya adalah sebagai berikut :

· Karyawan akan mnyerahkan nominasi penghargaan.

· Setidaknya ada 3 nominasi karyawan yang berbeda.

· Fasilitas acara penghargaan yang tepat akan tersedia.

· 200 dari 250 karyawan akan hadir pada acara

Kita juga punya empat tugas dengan sejumlah wktu slack yang besar. Tugas ini adalah membuat piagam, memilih fotografer, memilih hiburan dan memilih pembicara. Masing – masing mengandung risiko tidak bisa di tuntaskan sebelum acara di mulai.

Ø Menentukan Risiko Proyek Restorasi

Anda sudah mendaftar dan mengevaluasi risiko potensial untuk proyek pembelian dan penghargaan. Sekarang tinjau kembali batasan, asumsi, dan tugas dam proyek restorasi. Susunan daftar risikonyadan kemudian dilakukan evaluasi kemungkinannya, Efeknya dan tingkat keseriusannya.

MANGEMBANGKAN KONTINGENSI

Alasan utama untuk menyusun daftar dan mengevaluasi risiko proyekadalah untuk merencanakan apa yang akan dilakukan jia risiko ini benar – benar terjadi. Proses ini biasanya di sebut mengembangkan kontingensi. Ada tiga strategi penanganan utama yang di pakai dalam rencana kontingensi ini. Yang pertama adalah mengeliminasi risiko, yang kedua adalah mengurangi risiko; dan yang ketiga adalah menerima risiko.

Ø Mengelininasi Risiko

Mengeliminasi risiko biasanya lebih disukai ketimbang mengurangi risiko atau menerima risiko. Karena starategi ini biasnya tidak mempengaruhi proyek. Akan tetapi, strategi ini biasanya mempengaruhi biaya.

Ø Mengurangi Risiko

Teknik mengurangi risiko umumnya, khususnya di dalam proyek yang kompleks dan besar, adalah membeli asuransi untuk mengganti biaya jika suatu risiko terjadi. Pada proyek internal anda mungkin tidak membeli asuransi, tetapi anda bisamenggunkan tipe asuransi lainnya separti cadangan anggaran khusus untuk mengantisipasi pembekalan biaya dan atau cadangan waktu untuk mengantisipasi molornya waktu.

Ø Menerima Risiko

Teknik ketiga, memerima risiko, berarti kita memilih tidak melakukan apa – apa. Kita tidak menggunakan strategi untuk mengeliminasi risiko, dan jika risiko terjadi kita tidak melakukan apa – apa untuk mengurangi efeknya. Menerima risiko perginya SDM berarti kita tidak memberikan insentif untuk tetap tinggal atau kita tidak melatih para anggota. I9ni umumnya menyebabkan beberapa penundaaan, tetapi mungkin ini merupakan teknik dengan biaya yang paling rendah.

Manfaat Manajemen Risiko

Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain (Mok et al., 1996) Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit. Memudahkan estimasi biaya.- Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara yang benar.- Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.- Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.- Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan- Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.- Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif. Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu

a. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.

b. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.

c. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung

d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.

e. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public image.

Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas, maka secara implisit sudah terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko antara lain sebagai berikut ini (Darmawi, 2005, p. 13).a. Surviva

b. Kedamaian pikiran

c. Memperkecil biaya

d. Menstabilkan pendapatan perusahaan

e. Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan

f. Melanjutkan pertumbuhan perusahaan

g. Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.

TUGAS INDIVIDU

“ MANAJEMEN PROYEK “

Disusun :

DEDI

E0117024

FAKULTAS ILMU SOSIALDAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

P O N T I A N A K

2 0 1 0