Rabu, 29 Mei 2013

Biografi Singkat Prof. Dr. Syarif Ibrahim Alqadrie, M.Sc.




Alqadrie adalah Professor Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura (UNTAN), Pontianak. Sejak Agustus 1995 s/d September 2001 ia menjabat Dekan pada fakultas tersebut selama dua masa jabatan. Pengalaman kerjanya dimulai dari Guru SD Islamiyah Kampung Bangka (1966-1969), Guru SMEP Negeri (1968-1972), Guru SMEA Negeri Pontianak (1972-1974), Asisten Dosen Tidak Tetap UNTAN (1969-1974) dan Dosen Tetap UNTAN (1975-sekarang). Pendidikan Sarjana Satu (S1) diperolehnya dalam Jurusan Ilmu Administrasi Negara (IAN) Konsentrasi Kebijakan Publik (Public Policy) di FISIP UNTAN (1974). Sarjana Dua (S2) [M.Sc] tahun 1987 dan Sarjana Tiga (S3) [Ph.D] tahun 1990 diperolehnya masing-masing dalam Jurusan Sosiologi Pertanian, Pedesaan dan Kehutanan (Agricultural, Rural and Forestry Sociology), dan Jurusan Sosiologi Politik dan Etnisitas (Political Sociology and Ethnicity) pada University of Kentucky, Lexington, AS.
Tahun 1993 ia memperoleh Penghargaan David Penny Award dari Pemerintah Australia sebagai penulis terbaik tentang Kemiskinan. Tahun 1998 mengikuti Kursus Singkat Angkatan (KSA) VII LEMHANNAS (selama 4½ bulan) di Jakarta. Pada tahun 1999 dianugerahi Bintang Jasa Utama oleh Presiden R.I. Dalam tahun yang sama dianugerahi Bintang Kesetian Dalam Pengabdian 30 tahun dari Pemerintah Daerah Kalbar.
Sejak Juli 2000 s/d Nopember 2004 diangkat sebagai Direktur Program Pasca Sarjana Ilmu-Ilmu Sosial UNTAN. Menjadi anggota Komisi Pengarah. (Steering Committee/SC) Forum Pengembangan Partisipasi Masyarakat (FPPM) sejak 2000 dan Forum Pengembangan Pembaruan Desa (FPPD) sejak 2003. Dari tahun 2000 s/d 31/5 2006 diangkat sebagai Koordinator Indonesian Conflict and Peace Study Network (ICPSN) se Kalimantan, dan sejak 1 Juni 2006-sekarang sebagai Ketua ICPSN se-Indonesia yang berkantor Pusat di University of Helsinki, Filandia, dan Cabang Utama di NIAS, Copenhagen, Denmark.
Sejak tahun 2009-sekarang, ia dipercaya untuk menjadi Coopromotor beberapa mahasiswa Program S3 di Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pada tahun 1995-1997, beliau pernah menjadi dosen tamu di  Universiti Utara Malaysia, 1995-1998 dosen tamu di Universiti Sarawak Malaysia (USM), dan pada tahun 2005-2009, beliau menjadi dosen tamu di University of Helsinki, Finlandia. Sejak 2001 s/d sekarang menjadi Dosen Tamu (Visiting Professor) di Nordic Institute of Asian Studies (NIAS) di Copenhagen, Denmark. Tahun 2010 beliau juga dipercaya untuk menjadi Penilai Luar Terhadap Calon Professor di Universiti Teknologi Mara, Selangor Darul Ehsan, Malaysia. Agustus 2010, menjadi Local Advisor bagi peneliti dari beberapa universitas di Jepang yang meneliti di Kal-Bar (Kyoto University, Ryukoku University, Konan Women's University & Kochi University). September 2010 diangkat menjadi Local Academic Supervisor bagi mahasiswa Post Doctoral dari Department of Anthropology, Archaeology and Linguistics Faculty of Humanities Aarhus University, Denmark. Oktober 2010 menjadi Local Advisor bagi mahasiswa S3 dari German Institute of Global and Area Studies, Hamburg, Jerman. Akhir 2010 menjadi Visiting Professor di Kyoto University, Jepang.

Rabu, 09 Januari 2013

PANGKAS POHON YANG MEMBAHAYAKAN



                Di beberapa  sepanjang jalan di kota Pontianak, kita lihat banyak pohon penghijau kota yang selayaknya harus di pangkas masih menjulang tinggi. Pohon- pohon tersebut tentunya sangat berpotensi membahayakan penguna jalan. Apalagi Kondisi Kota Pontianak sekarang ini  selalu di guyur hujan. Saat hujan turun biasanya di ikuti oleh hembusan angin walaupaun tidak terlalu besar. Pohon yang belum di pangkas khususnya penulis lihat di Jalan Syrif Abdurrahman, Jalan Jendral A. Yani dan K.H Ahmad Dahlan sudah sangat mengkhawatirkan penguna jalan, dengan pososisi ada pohon yang sudah condong, menjulang tinggi dan posisi pohon di pinggir parit tidak menutup kemungkinan pohon tersebut bisa tumbang ke arah jalan atau sebagain dahan bisa patah ketika di tiup angin atau di guyur hujan. Dengan kondisi seperti itu sangat di mohon intansi terkait di Kota Pontianak tanggap dan segara memangkas pohon – pohon tersebut. Bukankah tahun sebelumnya di kota Pontianak ada penguna jalan tertimpa pohon ketika mengendarai kendaraanya itu bisa menjadi pelajaran. Saatnya tindakan preventif selalu di utamakan untuk masyarakat kota Pontianak. Jangan sampai tujuan penanaman pohon di pinggir jalan untuk penghijau dan penyejuk kota bisa membawa malapetaka bagi warga kota Pontianak.  

DI TERBITKAN DI PONTIANAK POST KOLOM HALLO PUBLIK EDISI RABU, 2 JANUARI 2013
Oleh : Dedi (Mahasiswa Fisipol Untan)