Rabu, 12 Desember 2012

PRESTASI OLAHRAGA INDONESIA MENURUN ; GARUDA PATAH SAYAP DAN SIAPA YANG HARUS BERTANGGUNG JAWAB


            Berjuta mata rakyat Indonesia menyaksikan Garuda berlaga di babak penyisihan grub B di Laga AFF 2012. Harapan bangsa Indonesia disematkan dipundak pemain tim nasional ( TIMNAS) dan iringi doa agar sang Garuda menang dan bisa terbang tinggi menembus lagit babak penyisihan serta bisa mencengkram tahta sang  juara   sepak bola di Asia ternggara. Laga penentu antara TIMNAS versus Malaysia merupakan laga terakhir di grub B dan laga ini merupakan laga hidup mati bagi Indonesia. Secara point Indonesia sebenarnya hanya butuh  seri saja sudah bisa lolos untuk ke babak semifinal. Alhasil di babak pertama Indonesia ketinggalan 2 angka dan  hasil tersebut hingga peluit panjang  , score masih tetap sama alias Indonesia kalah 0-2. Harapan dan doa bangsa Indonesia berbalas kalah, kebayakan sporter atau bagsa Indonesia mengatakan kecewa dan bersedih dengan hasil tersebut. Secara permainan kita kalah dan dengan kekalahan di laga penentu tersebut berarti kita tidak lolos ke babak semifinal. Dan sangat lebih mengecewakan lagi adalah bahwa kita takluk oleh harimau malaya (julukan untuk Malaysia ) yang mana perseteruan bebuyutan tersebut bukan hanya merebut kemenagan atau mengalami kekalahan akan tetapi pertarungan ini mempertaruhkan harga diri bangsa.
            Terlapas dari menang atau kalah dan siapa penyebab atau siapa yang benar dan salah di tubuh garuda tersebut cukuplah menjadi renungan dan pelajaran bagi kita bersama khususnya lembaga atau wadah yang bertanggung jawab dalam hal ini  .  Akan tetapi bagaimanapun secara moral penulis ingin sedikit memberikan kritik yang sifatnya membagun terhadap persoalan prestasi olahraga Indonesia kian waktu kian menurun, bukan hanya di persepakbolaan saja akan tetapi dicabang olah raga lain juga merosot. Sebagai contoh dahulu prestasi cabang Badminton kita selalu terkuat dan terdepan di dunia dan menjadi andalan bangsa ini, akan  tetapi baru- baru ini juga kian ompong. Cabang olahraga apa lagi sekarang menjadi kebanggaan bangsa ini, mungkin sekarang kita mulai ragu untuk menjawab pertanyaan tersebut karena inilah realita olahraga kita.
            Adapaun kritik dan saran yang ingin penulis sampaikan terhadap dunia olahraga Indonesia khususya dunia persepakbolaan Indonesia yaitu pertama, dari segi kepengurusan persatuan sepak bola Indonesia (PSSI), yang mana kebobrokan PSSI sudah menjadi rahasia publik. Perpecahan di tubuh PSSI bukan lagi hanya sebatas perang wacana akan tetapi sudah pada tahap dualisme kepemimpinan. Pengurus PSSI hanya mengurus kepentingan kelompoknya masing- masing, pemain yang berlaga menjadi korban kepetingan tersebut. Penulis menyaksikan bahwa PSSI hanya dijadikan lahan dan kendaraan politik oleh oknum yang tidak bertanggung jawab karena telah kita melihat bersama-sama bahwa segala apa yang dilakukan dan di hasilkan selalu mengutamakan kepentingan dan dipolitisasi. PSSI sangat rentan oleh  politisasasi daripada bagaimana PSSI benar – benar membangun persepakbolaan Indonesia agar maju dan berkembang pesat serta berprestasi. Sudah saatnya PSSI kembali lagi ke titah dan tujuan PSSI tersebut sebab rakyat Indonesia masih berharap Indonesia bisa dan maju di dunia persepakbolaan. Kedua,  dilihat dari segi reward atau penghargaan oleh pemerintah terhadap atlet atau pemain yang telah mengharumkan bangsa dinilai masih sangat rendah.  Tidak asing lagi di telinga kita bersama bahwa banyak atlet yang dulunya menjadi pahlawan dan berjasa dalam olahraga  menjual trofi juaranya berhubung ketidakberdayaanya dalam ekonomi dan bahkan menjadi tukang ojek. Sudah selayaknya dan seharusnya pemerintah memberikan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada pemain atau atltet dan itu bakan hanya ketika mereka lagi produktif untuk mengharumkan bangsa ini akan tetapi jaminan masa depan atau masa tua mereka juga harus menjadi prioritas.
            Semua sudah terjadi dan garuda kalah, kini terbang tanpa sayap. Harapan hari esok agar sayap – sayap tumbuh dengan bulu – bulu yang menarik dan elok untuk bangsa ini , peluang kedepan masih terbuka lebar tinggal kemauan dan komitmen semua pihak untuk meraihnya. PSSI harus berbenah diri, kembali ke titah awal agar persepakbolaan  Indonesia bangkit dan jaya. Garuda tetap didadaku, kami menunggu  kepakan sayap indahmu di lagi biru. Jaya Indonesia.
                                                           

Jumat, 07 Desember 2012

AKU INGIN MENJADI PETANI



                Di era yang serba mengedepankan informasi dan teknologi  dan perkembanganyan sagat begitu pesat jarang kita dengar keinginan atau cita – cita anak muda untuk menjadi petani. Pekerjaan petani penulis maksudkan adalah petani penanam padi, sebab pekerjaan petani anggapan  orang umum  identik dangan penanam padi, padahal pekerjaan petani bukan hanya menanam padi saja melainkan banyak lagi jenis tanaman lainya. Kebanyakan orang dan tidak bisa dipungkiri termasuk juga penulis dan bahkan sebagian mahasiswa yang lulusan dari bidang pertanian pun lebih memilih pekerjaan atau profesi sebagai pengusaha, pejabat, karyawan suatu perusahaan, pegawai negeri sipil dan sebagainya di bandingkan jadi seorang petani . Salah satu alasan atau stigma sederhana mengapa keinginan tersebut jarang kita dengar yaitu mungkin  karena pekerjaan sebagai petani dianggap orang Desa,orang masyarakat dari kalangan bawah, dan masa depannya tidak terjamin. Padahal telah kita ketahui seberapa modernpun dan semaju apapun industri kita saat ini akan tetapi  negara kita merupakan negara agraris dan mayoritas penduduknya mengkonsumsi bahan pokok dari padi atau beras. Oleh karena itu pekerjaan sebagai petani merupakan pekerjaan yang penting untuk kemandirian bangsa dan petani tersebut juga boleh di beri julukan pahlwan pangan bangsa. Masih kah kita menggatakan petani itu orang desa atau orang bawah?.
                Dengan peran dan andil petani dalam kemajuan dan kemandirian bangsa sangat besar, pertanyaan yang muncul untuk hal tersbut adalah apakah petani kita sekarang ini telah dilindungi dan sudah sejauh mana upaya  pemerintah selaku pemengang otoritas kebijakan untuk kesejahteraan masyarakat dalam hal memberikan bantuan baik materil maupun non materil? Banyak permaslahan dan kendala yang petani hadapi sekarang ini. Dari segi areal ,  lahan yang mereka garap sekarang berkurang karena kebijakan pemberian izin penaman sawit, areal persawahan berubah menjadi  areal perkantoran, perumahan , industri dan sebagainya.  Dari segi bibit, bibit yang mereka gunakan masih belum unggul dan bibit unggul yang tersedia masih mahal. Dari segi pola tanam, pola waktu tanam khususnya di Kalimantan Barat masih mengunakan cara tradisonal dan waktu tanam padi setahun sekali. Dari segi kebutuhan atau perlengkapan atau alat tanaman padi, pupuk yang digunakan minim karena harga pupuk mahal dan bahkan kadang – kadang langka. Untuk perlengkapan pertanian atau alat pertanian masih mengunakan alat tradisonal seperti cangkul, parang dan laianya. Untuk pengunaan mesin traktor dan mesin pelepas buah padi dari tangkainya masih sangat jarang ditemukan. Dari segi pemasaran dan harga hasil produk pertanian berupa padi atau beras, petani masih binggung khususya dalam hal harga jual padi atau beras yang masih rendah.
                Dari sedemikian komplek permaslahan petani dan pemerintah sudah tahu dengan hal tersebut. Maka sudah selayaknya pemerintah memberikan perhatian khusus kepada bapak – bapak dan ibu – ibu pahlwan pangan,  minimal mensejahterakan mereka- mereka dan bangsa ini dari hasil panen tersebut dengan memberikan bimbingan teknis berupa penyuluhan pertanian, memberikan subsidi terhadap bibit unggul dan pupuk, dan memlindungi pemasaran dan harga jual petani.
                Sekarang terlepas siapapun yang ingin atau tidak  ingin menjadi petani, yang jelas saatnya kita   bersama – sama bahu membahu agar kemandirian pangan berpihak di negara kita. Semua elemen masyarakat bisa membantu petani tentunya sesui dengan kapasitas dan fugsinya maing- masing. Pemerintah dengan kebijakan yang pro petani dan sebagai masyarakat yang tidak bergelut lansung di bidang pertanian dengan cara membeli hasil produk pertanian lokal kita.  Saatnya dari petani kita untuk kita agar Indonesia Jaya.
Oleh      : Dedi
Mahasiswa  Fisipol Untan dari Kab. Sambas

Kamis, 06 Desember 2012

RUMUS SEDERHANA TENSES

1. Simple Present Tense
Rumusnya:
Positif: S + V1 (s/es) + O     {always, ussual, every day, every ......}
Negatif: S + DO/DOES + NOT + V1 + O
Tanya: DO/DOES + S + V1 + O

She, he, it (Singular Subject) ~ V1(s/es)  ~ Does
I, You, We, They (Plurar Subject) ~ V1(without s/es) ~ Do

2. Present Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + Tobe + Ving + O
Negatif: S + Tobe+ Not+ Ving + O
Tanya: Tobe + S + Ving + O ?

Tobe :
I am
She is, He is, It is, John is, iwan is, dan sebagainya.
You are, We are, The are, udin and iwan are

3. Present Perfect TenseRumusnya:
Positif: S + have/has + V3
Negatif: S + have/sas Not + V3
Tanya: Have/has + S + V3

He, She, It, ucup, nina : Has
I, You, We, They, ucup dan nina: Have

4. Present Perfect Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + have/has + been + Ving
Negatif: S + have/has + not + been + Ving
Tanya: Have/has + S + been + Ving

5. Past Tense
Rumusnya:
Positif: S + V2
Negatif: S + did not + V1
Tanya: Did + S + V1

(Perbandingan : V1 -V2 – V3: Do – Did – Done)

6. Past Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + was/were + Ving
Negatif: S + was/were + NOT + Ving
Tanya: Was/Were + S + Ving

Tobe: is, am berubah menjadi WAS Tobe: are berubah menajdi WERE

7. Past Perfect Tense
Rumusnya:
Positif: S + had + V3
Negatif: S + had + not + V3
Tanya: Had + S + V3

8. Past Perfect Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + had + been + Ving
Negatif: S + had + not + been + Ving
Tanya: Had + S + been + Ving

9. Future Tense
Rumusnya:
Positif: S + will + V1
Negatif: S + will + not + V1
Tanya: Will + S + V1

10. Future Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + will + be + Ving
Negatif: S + will not + be + Ving
Tanya: Will + S + be + Ving

11. Future Perfect Tense
Rumusnya:
Positif: S + will + have + V3
Negatif: S + will + not + have + V3
Tanya: Will + S + have + V3

12. Future Perfect Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + will + have + been + Ving
Negatif: S + will + not + have + been + Ving
Tanya: Will + S + have + been + Ving

13. Past Future Tense
Rumusnya:
Positif: S + would + V1
Negatif: S + would + not + V1
Tanya: Would + S + V1

14. Past Future Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + would + be + Ving
Negatif: S + would + not + be + Ving
Tanya: Would + S + be + Ving

15. Past Future Prefect Tense
Rumusnya:
Positif: S + would + have + V3
Negatif: S + would + not + have + V3
Tanya: Would + S + have + V3

16. Past Future Perfect Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + would + have + been + Ving
Negatif: S + would + not + have + been + Ving
Tanya: Would + S + have + been + Ving